Bidang Perkebunan mewakili Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menerima kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung di Kelompok Tani Tembakau Sari Daun Pertiwi Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Kamis, (17/10)
Kegiatan kunjungan ini di terima langsung oleh Kabid Perkebunan Kabupaten Buleleng, Koordinator BPP Seririt, JF Perlindungan Tanaman Perkebunan, staf Bidang Perkebunan, PPL Wilbin Desa Patemon dan Pengurus Kelompok Tani Sari Daun Pertiwi. Dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung di pimpin oleh Kepala Bidang Sarana Pertanian Ibu Ir. Nursadiah, MP, JF Tanaman Pangan, JF Tanaman Perkebunan, JF Tanaman Hortikultura, Ketua APTI Kabupaten Bandung, petani tembakau Kabupaten Buleleng sebanyak 15 orang, staf Dinas Pertanian Kabupaten Bandung sebanyak 13 orang.
Dalam kunjungan kerja ini Kepala Bidang Sarana menyampaikan bahwa luas areal tanaman tembakau di Kabupaten Bandung 1.524 ha di 17 kecamatan. Varietas yang dikembangkan adalah unggul lokal tembakau molek, Himar dan Kahyangan. Rata-rata produksi adalah 1,4 s.d 1,8 ton/ha. Untuk pemasaran tembakau yang dihasilkan di Kabupaten Bandung selain pasar lokal untuk pabrik rokok lokal, untuk tembakau hitam sudah dipasarkan ke Payakumbuh dan Penang Malaysia. Selain itu untuk menyasar pasar kaum milenial Dinas Pertanian dan pengusaha lokal mulai mengembangkan tembakau beraroma berupa tembakau lintingan selain itu PT. Djarum sudah melaksanakan pembelian tembakau rajangan kasar secara rutin 100 ton untuk kebutuhan pabrik.
Dari bidang Perkebunan menyampaikan bahwa kegiatan pengembangan tembakau omprongan sudah tidak dikembangkan sejak Tahun 2019 karena mitra pembelian tembakau dari PT. Gudang Garam dan UD. Beringin Bali tidak melaksanakan pembelian tembakau omprongan dari petani dan kegiatan pengembangan tembakau di Kabupaten Buleleng adalah tembakau rajangan di Klp Tani Sari Daun Pertiwi Desa Patemon, Kecamatan Seririt seluas 55 ha di 65 petani. Varietas tembakau yang di kembangkan adalah tembakau virginia varietas cocer 48, 371 dan kasturi. Pola budidaya yang dikembangkan adalah pola tumpang sari antara tembakau dengan dominan cabai, terong dan ketela pohon dengan jarak 65 cm x 105 cm untuk meningkatkan nilai tambah lahan dan pendapatan petani. Produksi rata-rata tembakau rajangan adalah 1,5 s.d 1,8 ton / ha dan cabai adalah 1,2 ton/ ha sebagaimana data produksi tahun 2023. Untuk pasar sebagian besar terserap di pasar lokal dengan pembeli yang langsung membeli tembakau di petani. Tahun ini dari dana DBHCHT diberikan bantuan pestisida Curacron sebanyak 79 liter untuk pengendalian hama ulat grayak.
Harapan dari kegiatan ini adalah sharing pengalaman dalam budidaya baik dalam pengembangan varietas tembakau, pola budidaya, pasca panen dan pengolahan serta peluang pasar antara Kabupaten Bandung dan Buleleng sehingga akan menjadi kerjasama yang saling menguntungkan ke depannya.
(Bidang Perkebunan)