Rabu, 18 Desember 2024.
Sebagai bentuk tindak lanjut hasil pengamatan OPT Kopi di Desa Pegayaman pada
hari ini dilakukan pendampingan Serah Terima dan Aplikasi Bahan Pengendali
Hayati OPT Kopi yaitu MS Trichoderma dan starter Trichoderma padat di Subak Abian
Amerta Sari (Desa Pegayaman), Kecamatan Sukasada. MS Trichoderma dalam bentuk
cairan sebanyak 50L sedangkan starter Trichoderma dalam bentuk padat/sebar
sebanyak 50 Kg. Kegiatan penyaluran dilaksanakan oleh Kepala Bidang Perkebunan,
POPT Perkebunan, PP-Ahli Muda, POPT Kec. Sukasada, staff Bidang Perkebunan dan
diterima langsung oleh Kelian dan anggota Subak Abian.
Dalam upaya mengendalikan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berupa jamur akar putih pada tanaman kopi,
bahan pengendali yang digunakan adalah MS Trichoderma dan starter Trichoderma
padat. Dosis aplikasi MS Trichoderma yang dianjurkan adalah 20 ml per liter
air, sedangkan starter Trichoderma padat diberikan sebanyak 1 kg untuk setiap
100 kg pupuk organik (perbandingan 1:100). Sebelum melakukan aplikasi MS
Trichoderma dan pupuk organik, bagian perakaran tanaman kopi yang terinfeksi
jamur akar putih harus digali terlebih dahulu.
Aplikasi MS Trichoderma di
lapangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan penyemprotan atau
pengocoran langsung pada area sekitar perakaran tanaman kopi. Langkah-langkah
ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan pengendali mencapai zona yang terinfeksi
dan memberikan perlindungan yang optimal terhadap perkembangan jamur akar
putih.
Diharapkan petani dapat menerapakan pengendalian yang tepat menggunakan MS Trichoderma dan starter Trichoderma padat, mereka dapat mengurangi dampak negatif dari serangan jamur akar putih pada tanaman kopi. Dengan aplikasi yang efektif, diharapkan produksi kopi dapat meningkat, kualitas tanaman menjadi lebih baik, dan hasil panen yang diperoleh menjadi lebih optimal. Selain itu, penggunaan bahan pengendali alami ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, sehingga menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesehatan tanah. Semoga petani dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pengelolaan tanaman kopi secara berkelanjutan, sehingga usaha mereka dapat berkembang dengan lebih sukses dan menguntungkan.