(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pengamatan OPT Padi di Subak Gesing

Admin distan | 27 April 2023 | 122 kali

Pengamatan OPT Padi dilaksanakan di subak Gesing, Desa  Gesing pada Kamis, 27 April 2023. Pengamatan yang dilakukan oleh POPT Kec. Banjar yaitu pengamatan keliling yang dilakukan secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah  pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, banjir, kekeringan serta informasi tentang penggunaan dan penyimpanan bahan pengendali OPT.


Padi yang diamati berumur 50 hst dengan varietas Ciherang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa padi terkena penyakit blas. Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Jamur ini dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala bercak coklat berbentuk belah ketupat dan memanjang searah dengan urat daun, pinggir bercak berwarna coklat dengan bagian tengah berwarna putih keabuan, bercak-bercak terutama terlihat pada stadium pertumbuhan vegetatif. Bercak-bercak dapat bergabung menjadi satu, sehingga secara keseluruhan tampak tanaman seperti terbakar. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Penyakit blas leher dapat menurunkan hasil secara nyata karena menyebabkan leher malai mengalami busuk atau patah sehingga proses pengisian malai terganggu dan banyak terbentuk bulir padi hampa.


Fase penetrasi spora cendawan ini hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu 6 – 8 jam, menginfeksi melalui stomata, dan periode laten untuk memproduksi kembali spora juga tergolong singkat sekitar 4 hari. Faktor lain yang mendukung perkembangan blas adalah keadaan kelembaban sekitar 90%. Faktor pemicu lainnya adalah pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.


Keberhasilan pengendalian penyakit blas dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah. Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap laju perubahan ras pathogen blas, diantaranya varietas tahan, musim tanam yang tepat, pemakaian pupuk seimbang, dan penggunaan fungisida secara tepat.


(BPP Banjar)