Buleleng, 30 Januari 2025 – Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng hari ini melakukan pengamatan terhadap serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) Kresek pada tanaman padi di Subak Anyar, Desa Penglatan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi tanaman padi yang terpapar penyakit kresek dan memberikan rekomendasi pengendalian yang tepat kepada para petani setempat.
Kegiatan pengamatan dipimpin oleh petugas POPT Kecamatan Buleleng serta turut Hadir Koordinator POPT Kab. Buleleng serta PPL Wilbin Penglatan, yang didampingi oleh Kelian Subak Anyar, Bapak Putu Wena, serta beberapa petani lokal. Dalam pengamatan tersebut, petugas memeriksa tanaman padi yang terindikasi terkena penyakit kresek, yang disebabkan oleh serangan bakteri Xanthomonas oryzae.
Menurut laporan petugas POPT, kondisi serangan penyakit kresek di beberapa areal persawahan di Subak Anyar cukup mengkhawatirkan. Gejala yang terlihat adalah adanya bercak kuning pada daun padi yang berkembang menjadi kecoklatan, menghambat fotosintesis dan mempengaruhi hasil panen.
Petugas POPT, I Kade Purnawirawan Putra, menjelaskan bahwa pengamatan ini sangat penting untuk menentukan langkah pengendalian yang tepat. “Kami menemukan beberapa titik yang terinfeksi cukup parah. Langkah pengendalian dengan menggunakan pestisida yang tepat dan mengatur pola tanam yang lebih baik menjadi solusi utama untuk menanggulangi penyakit ini,” ujar Kade Purna.
Dalam kesempatan yang sama, Kelian Subak Anyar, Bapak Putu Wena, meminta agar para petani segera melakukan tindakan preventif dan pengendalian dengan mengaplikasikan pestisida sesuai rekomendasi petugas POPT. “Kami berharap petani dapat lebih waspada dan mengikuti arahan teknis yang diberikan agar hasil panen tetap optimal dan kerugian akibat serangan OPT ini dapat diminimalisir,” imbuh Kelian Subak.
Pengamatan OPT ini juga diikuti dengan sosialisasi mengenai cara-cara pengendalian penyakit kresek, mulai dari pemilihan varietas padi yang tahan terhadap penyakit hingga teknik rotasi tanaman yang dapat mengurangi resiko penularan penyakit.
Para petani di Subak Anyar berharap langkah-langkah ini dapat membantu mereka dalam mengatasi serangan penyakit yang selama ini mengancam hasil pertanian mereka, serta mendorong mereka untuk terus menerapkan teknik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.