Bertempat di Kebun Cabai Cakra Sakti Desa pakisan telah dilakukan pertemuan ke 6 (enam) SL-GAP cabai rawit. Hadir pada kesempatan tersebut dari Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Koordinator BPP Kubutambahan,PPL wilbin pakisan dan POPT Kecamatan Kubutambahan serta anggota poktan cakra sakti Desa Pakisan sebanyak 25 orang sebagai peserta Sekolah Lapang. Materi pada pertemuan/Agro ke 6 ini adalah Teknik Aplikasi AB Mix cabai rawit dan panen serta pasca panen. Pemateri AB MIX Cabai rawit adalah Koordinator BPP Kubutambahan menjelaskan secara rinci sbb : AB MIX cabai rawit adalah campuran pupuk A dan pupuk B yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan tanaman cabai agar pertumbuhan dan produksinya meningkat. AB MIX Cabai rawit mengandung unsure hara makro dan mikro seperti Nitrogen (N),fospor (P),kalium (K),kalsium (Ca),sulfur(S), magnesium (Mg),besi (fe), mangan (Mn),boron (Bo),seng (Zn),tembaga (Cu) dan molybdenum (Mo). Jumat (9/8)
Unsur hara tersebut sangat
diberlukan oleh tanaman cabai untuk proses opertumbuhan vegetative sampai
generative atau pembuahan. AB MIX Cabai
rawit bisa digunakan untuk budidaya Cabai rawit baik konpensional maupun
hidroponik. Pupuk nutrisi ini mengandung bahan bahan yang mudah diserap
tanaman. Pemateri mendemonstrasikan teknik aplikasi AB MIX untuk tanaman Cabai
sbb: Pemakaian bubuk dilarutkan menjadi 2 (dua) botol @ 500 ml menggunakan
botol air minelar bekas. Pupuk A dilarutkan dalam air sebanyak 500 ml sampai
benar benar larut dan masukan kedalam botol A. Selanjutnya pupuk B juga
dilarutkan kedalam air 500 ml dan dimasukkan dalam botol B. Jadi sudah ada 2 botol
pupuk yaitu stok A dan Stok B. Untuk aplikasi tanaman cabai yang sudah berbuah
yaitu siapkan air bersih 10 liter dan larutkan 50 ml larutan stok A dan B,
diaduk samapi merata. Selanjutnya larutan air 10 liter yang sudah dicampur
dengan 50 ml AB MIX sudah dapat diaplikasikan dengan cara mengkocor pada
pangkal batang cabai sebanyak 250 ml larutan atau 1 gelas air minelar, dengan
interval setiap 10 hari sekali.
Peserta SLGAP sangat tertarik dengan materi ini, karena aplikasinya tidak ribet ternyata harganya juga lebih murah serta kandungan unsure haranya juga lebih lengkap. Semoga dengan demonstrasi ini kedepannya produksi cabai rawit di desa pakisan dapat lebih ditingkatkan.