Dalam rangka lebih mengoftimalkan lahan lahan marginal di
Kabupaten Buleleng,Dinas Pertanian Kabupaten Buileleng melalui bidang
Perkebunan pada hari senin, Tanggal 28 Agustus 2022 bertempat dibalai
kelompoktani ternak kertiwinangun yang beralamat di dusun sanih desa Bukti
Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali telah dilaksanakan
sosialisasi pengembangan tanaman kelor ( Moringa
Oleifera ) . Hadir pada kesempatan tersebut yaitu : Kepala Bidang
Perkebunan dinas Pertanian Kabupaten Buleleng berserta substansi,Koordinator
BPP Kubutambahan,PPL Wilbin desa Bukti, perwakilan dari Kantor Desa Bukti,
Seluruh anggota KTT Kertiwinangun (28 orang).
Pada kesempatan tersebut Kepala
Bidang Perkebunan ( Made Agus Adnyana,SP.M.Si ) menyampaikan bahwa di KTT
Kertiwinangun pada Anggaran tahun 2022
dialokasikan anggaran pengembangan kelor sebanyak 1000 tanaman yang berasal
dari benih biji. Anggaran ini bersumber dari APBD II dan rencananya penanaman
akan dilaksanakan pada awal musim hujan. Lebih lanjut Made Agus menyampaikan
bahwa kegiatan ini merupakan respon dan tindak lanjut dari Tema hari Bumi Tahun
2022 tgl 22 april . Yang mana temanya
adalah: Invest in Our Planet atau
Investasi di Planet Bumi dengan sub tema Nature in the Race to Zero,atau alam
dalam perlombaaan menuju Nol.
Berkaitan dengan Earth Day (tanggal 22 April) tersebut d Provinsii Bali dilakukan program penanaman
sejuta pohon kelor secara serentak di beberapa kabupaten/kota yang tersebar di
Bali antara lain : Kota Denpasar di Ubung kaja dan Sida Karya,Kabupaten Badung
di Desa Ungasan,Kabupaten Gianyar di Desa Taro dan Sidan, Kabupaten Jembrana di
Desa Penyaringan dan Kabupaten Buleleng di Desa Lokapaksa dan Desa Bukti. Untuk
di Pulau Dewata/Bali acara penanaman sejuta pohon kelor dipusatkan di Desa
Bukti Kecamatan Kubutambahan,tepatnya di Kelompok Tani Ternak Kerti Winangun
Banjar Dinas Bukti. Acara tersebut dibuka
oleh Bapak Gubernur yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Provinsi Bali dan di laksanakan secara serentak dengan terkoneksi
secara Hybrid. Hadir pada acara tersebut : Asosiasi Beyond Moringa Indonesia
(ABMI) Dewan Pimpinan Wilayah Bali sekaligus sebagai Penggagas kegiatan. Dalam
acara tersebut yang diundang yaitu Pejabat/OPD Provinsi Bali, Pejabat OPD.
Untuk merespon kegiatan bulan April yang lalu tersebut itu dilanjutkan dengan
pemberian bantuan tanaman kelor sebanyak 1000 batang.
Dalam kesempatan tersebut Koordinator BPP Kubutambahan
menyampaikan tekhnik budidaya kelor dari biji dan dari stek batang. Dijelaskan
pula kebaikan dan keburukan (plus minus nya) bahwa penanaman kelor yang berasal
dari biji jauh lebih baik karena akar tanaman lebih banyak dan lebih kuat sehingga
umur tanaman bisa mencapai 50 tahun.Sedangkan dengan stek batang hanya bertahan
sampai umur 30 tahun. Penanaman kelor dengan stek rentan terhadap penyakit
busuk batang. Kelebihan penanaman dengan stek batang adalah lebih cepat dapat
dipanen yaitu 6-9 bulan hst. Sedangkan penanaman dengan biji baru dapat dipanen
pada umur 1 (satu) tahun lebih. Menanamn kelor dengan biji memerlukan perlakuan
khusus. Koordinator BPP Kubutambahan menyarankan agar tanaman kelor ditanam
pada lahan lahan yang kurang produktif atau tidak menggunakan lahan-lahan yang
sudah terbiasa ditanami komoditas tanaman palawija (jagung,singkong,kacang
tanah) sehingga tetap dipertahankan agar kebutuhan akan pangan tersebut tetap
tersedia.
Selanjutnya substansi perkebunan ( I Gede Kardika,SP )
menyisipkan sosialisasi tentang OPT pada tanaman kelapa. Kardika menyampaikan
bahwa ada 4 hama penting pada tanaman kelapa diantaranya :
1.
Kumbang nyiur (Oryctyes Rhioceros) : cirri khas
dari serangan kumbang ini adalah janur kelapa seperti digunting-gunting
berbentuk segi tiga. Kumbang ini menyerang tanaman dari segala umur mulai umur
1-2 tahun sampai tanaman dewasa. Pengendaliannya bisa menggunakan : Insektisida
Sevin 5G,furadan 3G,sanitasi kebun dan usahakan menggunakan Insektisida Nabati.
2.
Kumbang sagu ( Rhynchophorus ferruginous).
Kumbang ini menyerang dan merusak akar tanaman muda,batang dan tajuk. Gerekan
pada pucuk mengakibatkan patah pucuk,lobang gerekan berwarna coklat-kemerahan
dan mengeluarkan lendir. Pengendaliannya dengan sanitasi kebun,hindari luka
pada tanaman kelapa, secara kimia dapat menggunakan : Insek Thiodan 35 EC,
sevin 85 SP dan dianjurkan untuk m,enggunakan Pestisida nabati dari daun mimba
, daun mindi, dan umbi gadung.
3.
Hama perusak daun ( Belalang Sexava) : ciri khas
menyerang pada musim kemarau, menyerang daun sehingga daun tinggal lidi-lidinya
saja. Secara kimia bisa disemprot dengan menggunakan insektisida : Elsan 50 EC,Sumithion
50 EC. Secara biologis bisa menggunakan parasit leefmansis.
4.
Ulat artona (Artona catoxantha). Gejala khas
serangan ulat ini adalah pada helaian daun terdapat lubang seperti jendela
kecil, jika serangan berat tajuk tanaman seperti layu seperti terbakar,pada
bawah daun bekas serangan seperti tangga, tulang daun arahnya melintang seperti
anak tangga. Dan masih banyak lagi hama lainnya, namun diharapkan para petani
untuk selalu mengamati tanaman kelapanya dan berkoordinasi dengan PPL Wilbin.
Setelah pembinaan dengan ceramah-diskusi dilakukan praktek lapang untuk
menentukan jenis hama pada tanaman kelapa .
Demikian sosialisasi ini dilaksanakan dan petani sangat berharap bantuan benih kelor dapat didroping tepat waktu agar pertumbuhannya dapat lebih baik dan nantinya tanaman kelor dengan jumlah 1000 tanaman tersebut dapat dibuat menjadi benih induk , diperbanyak dan dikembangkan pada kelompok lainnya bahkan di luar desa Bukti. Aminn.