(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pengamatan OPT Padi di Subak Banyuatis

Admin distan | 13 April 2023 | 54 kali

Pengamatan OPT Padi dilaksanakan di Subak Banyuatis tempek batan badung, Desa Banyuatis pada Kamis, 13 April 2023 oleh POPT kecamatan Banjar. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan keliling, yaitu  pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, banjir dan kekeringan, serta informasi tentang penggunaan dan penyimpanan bahan pengendali OPT. 


Pengamatan dilaksanakan di lahan sawah milik pak Ketut Sudarmika. Padi yang diamati umur 30-35 HST, dengan varietas Inpari 32. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa padi terkena tungro. Penyakit tungro disebabkan oleh infeksi kompleks dua virus, Rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan Rice tungro spherical virus yang ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens).


Gejala penyakit tungro pada daun, khususnya daun yang muda yang terinfeksi virus tungro menunjukkan belang dan klorosis antar tulang daun.  Tipe gejala tungro tersebut disebabkan oleh jenis virus RTBV (Rice Tungro Bacilliform Virus), tetapi RTBV hanya dapat ditularkan jika terdapat RTSV (Rice Tungro Spherical Virus). RTBV menginduksi gejala menguning sampai memerahnya daun, serta pengkerdilan, sedangkan RTSV berperan dalam penularan kedua macam virus melalui wereng hijau.


Dari hasil pengamatan padi yang dilakukan tersebut, dapat direkomendasikan tindakan pengendalian:

1. Pemupukan N yang tepat, karena Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro.

2. Eradikasi selektif. Memusnahkan tanaman terserang merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga tidak tersedia sumber penularan.

3. Penggunaan insektisida berbahan aktif BPMC atau fipronil, dll. Dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat.


Sebagai tindakan pencegahan dapat melakukan penanaman secara serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum.


Dengan adanya tindakan pencegahan dini dan pengendalian yang tepat, diharapkan keberadaan OPT tidak menimbulkan penurunan produktivitas yang signifikan dan kerugian ekonomi bagi petani.


(BPP Banjar)