Hari ini, Selasa 9 Februari 2021, dilaksanakan kegiatan Pendampingan budidaya jagung ungu, sebagai percontohan dan percobaan bersama Warga Binaan Lapas Kelas II B Singaraja.
Lokasi budidaya jagung berada di kebun BPP Kecamatan Buleleng.
Teknologi yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah dengan penggunaan benih Jagung ungu
Balit sereal maros yang diberikan oleh Bp Made Astika dari BPTP Bali berupa tongkol.
Jagung ini adalah Jagung komposit, yang merupakan hasil persilangan tunggal dari varietas berproduksi tinggi,
Jagung komposit dan hibrida dibedakan dari sumber asal benih. Jagung komposit merupakan hasil persilangan tunggal dari varietas berproduksi tinggi, sedangkan jagung hibrida merupakan keturunan langsung dari persilangan antara dua galur atau lebih yang memiliki keunggulan masing-masing.
Perbedaan benih jagung hibrida dan komposit adalah:
komposit dapat diproduksi untuk benih berikutnya, dengan syarat isolasi jarak antar varietas minimal 400 m atau waktu tanam berbeda (15-25 hari), harga benih murah karena proses perbenihannya mudah dan cepat,
benih jagung hibrida tidak dapat dijadikan benih berikutnya (sebagai sumber benih), persilangan antar galur perlu keahlian khusus, harga benih lebih mahal dibandingkan komposit ,