(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Bimbingan Teknis Kapabilitas Petugas Peningkatan Mutu dan Pengolahan Kopi Robusta.

Admin distan | 29 April 2021 | 190 kali

Dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 April 2021 bertempat di Ruang Pertemuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. Pertemuan ini dibuka oleh Kepala Bidang Perkebunan mewakili Kepala Dinas dan dihadiri oleh undangan Dinas Kabupaten Karangasem, Tabanan, Bangli, Jembrana dan Buleleng beserta petugas UPPT, POPT se Provinsi Bali dan pembawa materi Dr.Ir. I Gede Pasek Mangku., MP dosen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa Denpasar. Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petugas pentingnya kegiatan budidaya sampai pasca panen dan pengolahan kopi robusta agar memenuhi standar serta meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen kopi robusta sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. Dari kegiatan budidaya perlunya varietas baru yang berproduksi tinggi dan tahan pbko (penggerek buah kopi) dan nematoda serta mengganti tanaman yang tua dan tidak produktif secara bertahap, peningkatan penyerapan insur hara bagi tanaman berupa unsur hara makro dari bahan organik dan mikro dari pupul an organik sehingga produktifitas tanaman meningkat.

Harapan kedepannya adalah dengan kegiatan ini kepada petugas di tingkat lapangan nantinya akan sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian yaitu dukungan sektor perkebunan terhadap ketersediaan pangan, peningkatan produksi berupa gerakan Gratiek (gerakan tiga kali eksport) dari tahun 2020 s.d 2024, peningkatan produktifitas tanaman 7% dan penyerapan tenaga kerja 5% per tahun. Dari sektor pengolahan kopi dibagi menjadi dua sub sektor yaitu pengolahan kopi robusta primer dan sekunder. Pengolahan kopi primer diawali dengan petik merah, olah basah (wet process) yang disertai dengan proses fermentasi fermentasi merupakan proses yang menentukan mutu cita rasa kopi sehingga mutu, aroma dan cita rasa dan manfaat berupa kandungan bioaktif lebih tinggi (asam klorogenat) pada kopi  robusta yang dihasilkan lebih baik dan aman untik dikonsumsi serta meningkatkan harga jual kopi green bean di pasar global.

Proses pengolahan kopi tahap sekunder adalah proses pengolahan kopi yang diawali dari sortasi biji kopi beras dengan kadar aor maksimal 12.5%, warna biji abu-abu sedikit hijau cerah, ukuran biji seragam, dilanjutkan dengan proses penyangraian/ roasting yang bertujuan untuk menguapkan air, penguapan senyawa volatif dan proses pirolisis yang akan berpengaruh dalam pembentukan warna, aroma dan cita rasa kopi, proses pendinginan setelah penyangraian untuk mencegah agar tidak terjadi proses pemanasan lanjutan yang dibantu dengan blower, proses penggilingan, pengayakan dan pengemasan dan pelabelan sebelum produk kopi olahan dipasarkan.