(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENGAMBILAN UBINAN PADI VARIETAS INPARI 32 DAN PADI VARIETAS IR64

Admin distan | 28 Oktober 2025 | 11 kali

Selasa, 28 Oktober 2025

Pengambilan ubinan padi varietas Inpari 32 di Lahan BPP Busungbiu yang ditanam tanggal 7 Juli 2025 (113 HST)

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Koordinator POPT Kabupaten Buleleng, 5 Penata Layanan Operasional Bidang Tanaman Pangan, 2 PMHP Bidang Tanaman Pangan, Koordinator BPP,  Penyuluh Pertanian se-Kecamatan Busungbiu, POPT dan seluruh staf BPP Busungbiu.

Pengambilan ubinan padi adalah proses menimbang sampel hasil panen untuk memprediksi produktivitas total. Langkah- langkahnya meliputi : menentukan petak sampel (2,5 meter x 2,5 meter), memotong padi di area tersebut, memisahkan bulir dari batang, membersihkan, dan menimbangnya. Hasil timbangan kemudian digunakan untuk memperkirakan total hasil panen per hektare. 

Di lahan BPP seluas 40 are, 15 are ditanami padi varietas IR64 (telah dipanen 16 Oktober lalu), 25 are ditanami padi varietas Inpari 32 (akan dipanen Rabu 29 Oktober 2025), diantaranya 15 are ditanam dengan sistem tanam : (a). SRI (System of Rice Intensification) adalah metode budidaya padi yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan menghemat sumber daya dengan fokus pada pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode ini menerapkan prinsip seperti penggunaan bibit muda, tanam tunggal dan jarang, tanam dangkal, irigasi berselang (macak-macak), dan penggunaan pupuk organik secara dominan, sehingga dapat mengurangi penggunaan air, benih, pupuk kimia, dan pestisida.  (b). Jajar Legowo   dan (c). Konvensional

5. Dilakukan pengambilan ubinan sebanyak 9 kali dengan masing-masing perlakuan 3 kali ubinan. Didapatkan

 Hasil perlakuan Jajar Legowo 

1. Rerata Ubinan : 4,63 kg 

2. Rerata anakan : 18,3 

3. Rerata rumpun : 204

4. Produktivitas : 74,08 kw/ha

5. Produksi : 0,37 ton 

6. Jumlah Bulir : 158 

7. Kadar air   : 19,73 %


Hasil perlakuan SRI 

1. Rerata Ubinan : 5,93 kg 

2. Rerata Anakan : 39 

3. Rerata rumpun : 45

4. Produktivitas : 94,88 kw/ha

5. Produksi : 0,47 ton

6. Jumlah Bulir : 140

7. Kadar air : 25,3 %


Hasil perlakuan Konvensional :

1. Rerata Ubinan : 5,00 kg 

2. Rerata Anakan :  19

3. Rerata rumpun : 105

4. Produktivitas : 80 kw/ha 

5. Produksi : 0,40 ton

6. Jumlah Bulir : 119

7. Kadar air : 16,93 %


Dari hasil ubinan produksi paling tinggi adalah dengan sistem tanam SRI (System of Rice Intensification). Salah satu  keunggulan menggunakan sistem tanam SRI adalah peningkatan produktivitas, mampu meningkatkan hasil panen karena jumlah anakan dan cabang tanaman lebih banyak (bisa mencapai 30-40 cabang per rumpun, dibandingkan 25-30 pada sistem konvensional). Keunggulan lain dengan SRI adalah efisiensi sumber daya, dapat menghemat penggunaan benih, air, pupuk kimia, dan pestisida. Disamping itu juga kesuburan tanah jangka panjang, dengan penggunaan pupuk organik, kesuburan tanah dapat terpelihara dan meningkat dari waktu ke waktu. 

Dari hasil pengambilan ubinan hari ini, petani direkomendasikan menggunakan sistem tanam SRI untuk menghemat benih dan air, serta meningkatkan hasil panen dan kesuburan tanah dengan praktik seperti menanam bibit muda satu per lubang, mengatur irigasi berselang (macak-macak), dan menggunakan pupuk organik. Meskipun membutuhkan tenaga kerja lebih di awal untuk penanaman dan penyiangan, SRI dapat dikombinasikan dengan pupuk anorganik secara bertahap dan pemupukan organik, serta memerlukan penyesuaian infrastruktur irigasi.