Cabe rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman dari benua Amerika. Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah tropis terutama sekitar khatulistiwa. Tanaman ini paling cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 meter dpl. Meskipun begitu, cabe rawit bisa tumbuh baik hingga ketinggian 1000 meter dpl. Untuk tempat yang terlalu tinggi, produktivitas tanaman akan berkurang.Di dataran tinggi, tanaman cabe rawit masih bisa berbuah. Hanya saja periode panennya lebih sedikit dibanding dataran rendah. Selain itu, produksi biji pada buah cabe rawit lebih sedikit. Ini bisa dianggap keunggulan atau kelemahan. Karena tentu saja konsumen menyukainya namun bobot buah menjadi ringan. Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia sangat beragam. Secara umum, masyarakat mengenal cabe rawit putih dan cabe rawit hijau. Padahal setiap tempat memiliki macam cabe rawit yang berbeda-beda.Budidaya cabe rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding cabe besar. Tanaman ini lebih tahan serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabe besar bisa juga Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kondisi tanah yang berstruktur remah atau gembur, subur, kaya akan bahan organik dan pH tanah antara 6–7. Budidaya dapat dilakukan secara monokultur maupun secara tumpang gilir dengan bawang merah, atau ditumpangsarikan dengan kubis atau tomat.
Guna mengatasi inflasi ekonomi yang terjadi. Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng meluncurkan program Gerakan Tanam (Gertam) Cabai ke Desa Desa, salah satunya di Kecamatan Buleleng yaitu di Desa Poh Bergong. Program tersebut dimulai sejak tahun 2022 dengan paket bantuan berupa bibit cabai siap tanam di lapangan, pupuk organik, pupuk kimia, dan pestisida. Seiring perkembangan waktu tanaman cabai yang ditanam telah menuju tahap generative dan mulai menghasilkan, namun perkembangan tanaman cabai selalu dilaksanakan dan dilaporkan oleh petugas penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Poh Bergong, Kecamatan Buleleng.
Hari Kamis, 9 Februari 2023 telah dilaksanakan pengamatan lapangan bersama petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman Kecamatan Buleleng dan PPL Wilbin. Hasil pengamatan ditemukan gejala serangan hama lalat buah yang meninfeksi buah cabai yang sedang dalam proses pematangan pada umur tanaman 110 hari setelah tanam. Rekomendasi pengendalian yang bisa disarankan kepada petani yaitu pengumpulan buah yang gugur kemudian dilakukan eradikasi pada buah tersebut dengan cara dibakar serta pemasangan perangkap lalat buah dengan petrogenol untuk menarik lalat buah jantan sehingga tidak terjadi pembuahan pada lalat buah betina.
(BPP BULELENG)