Kamis,
28 November 2024 POPT
Kecamatan Sukasada bersama
PP Wilbin Desa Panji
melaksanakan Kegiatan Pengamatan OPT
di Subak Mandul,
Desa Panji, Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut turut
serta didampingi oleh POPT Kecamatan Sukasada, Koordinator BPP Sukasada sekaligus PP Wilbin Desa Panji, bersama Kelian
Subak dan Petani.
Pengamatan OPT yang
dilaksanakan di Subak Mandul, Desa Panji adalah pengamatan OPT pada komoditas Padi varietas Ciherang
milik Kelian Subak Mandul (-8.168960, 115.102466),
dengan umur tanaman Padi 35-45hst,
luas garapan 0,5 ha. Kondisi pertumbuhan dan perkembangan Tanaman (fase
vegetatif) secara keseluruhan relatif cukup baik.
Dari hasil pengamatan tersebut
ditemukan adanya serang OPT Penyakit Penggerek Batang Padi. Serangan OPT PBP
pada fase vegetatif oleh petani biasa disebut Sundep
yang bergejala dengan gejala daun menggiling berwarna coklat kekuningan. Masa
perusakan tanaman oleh larva berkisar antara 10-15 hari hingga akhirnya larva
berubah menjadi imago.
Oleh karena sudah terdapat
gejala Sundep, POPT merekomendasikan untuk melakukan pengambilan/mencabut daun
giling sebagai langkah
pengendalian secara mekanis dimaksudkan agar petani dapat mengendalikan secara
langsung ulat/larva yang biasanya masih ada pada malai tersebut baik
dengan dipecet ataupun dibakar nantinya setelah terkumpul. Hal tersebut lakukan
untuk memutus siklus larva menjadi pupa hingga imago
Selain itu, penggunaan pestisida nabati berupa ektrak daun nimba, serai dapur,
sangat disarankan untuk dapat mengendalikan larva penggerek batang batang padi.
Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi
bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar/umbi.
Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder
dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Kelebihan
pestisida nabati :
l Cepat terurai / terdegradasi oleh sinar matahari,
l Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu
makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian,
l Daya racun / Toksisitasnya umumnya rendah thd hewan
dan relatif lebih aman pada manusia dan lingkungan,
l Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun
lambung dan syaraf) dan bersifat selektif,
l Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal
pada pestisida kimia, Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak
tanaman, serta
l Murah dan mudah dibuat oleh petani
Formulasi ramuan pestisida nabati dapat
berasal dari daun ( daun intaran, sereh dapur, sereh wangi, sungenge/kipahit,
daun pepaya, daun sirsak dll ) yang menggunakan takaran (75gr-100gr untuk 1L
air bersih), adapun dari umbi-umbian (Jahe, Isen, Gadung dll.) yang menggunakan
takaran (25r-50gr untuk 1L air bersih) yang kemudian menggunakan 2-5 ml
deterjen / sabun pembersih buah/piring sebagai pelarut ekstrak dan bahan aktif
dengan air. Formula/larutan siap digunakan dengan dosis 500ml-750ml/15L/1
tangki. Contoh formula daun Intaran/nimba yaitu :
l Daun mimba ( 75gr - 100gr ) , dihaluskan, kemudian
diaduk merata dalam 1L air dan direndam semalam (12-24 jam)
l Hasil rendaman kemudian disaring dengan kain halus,
larutan hasil penyaringan ditambah dg 2-5 ml (deterjen / sabun pembersih
buah/piring)
l Formula/larutan siap digunakan dengan dosis 500ml/15L/1
tangki
Diharapkan dengan adanya pengamatan
dan konsultasi pengendalian OPT Penggerek Batang Padi ini petani sebagai pelaku
utama dapat mengerti pentingnya pengamatan terhadap tanaman yang dibudidaya
agar dapat mengetahui gejala awal serangan OPT sehingga dapat melakukan
tindakan pencegahan terhadap serangan hama OPT Penggerek Batang Padi, ataupun
pengendalian awal dengan menggunakan pestisida nabati yang selanjutnya bisa
juga dikoordinasikan dengan PP Wilbin setempat ataupun POPT Kecamatan setempat.