Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling berperan terhadap perbaikan ekonomi nasional pasca pandemi. Untuk bisa memperkuat pembangunan sektor pertanian, salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah sumber daya manusia pertanian yang handal. Salah satu metode yang digunakan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang handal adalah melalui sekolah lapang. Sekolah Lapang (SL) merupakan metode dalam proses belajar mengajar yang cukup efektif bagi petani karena merupakan metode pembelajaran bagi orang dewasa (andragogi) karena sifatnya yang tidak formal. Dalam kegiatan sekolah lapang kelompok tani ini para petani dipandu untuk menemukan masalah pada usaha tani nya dan didiskusikan dengan para penyuluh sebagai pendamping kegiatan SL ini.
Pada hari Rabu 23 Oktober 2024, Tim Pendamping kegiatan SL dari Bidang Penyuluhan bersama PPL Wilbin Kayu Putih, Munduk dan Gesing melaksanakan kegiatan monitoring tanaman padi pada lahan demplot yang berada di Subak Munduk, Subak Sande dan Subak Gesing dengan luasan masing masing demplot adalah 25 are. Monitoring pertama dilaksanakan di lahan demplot Subak Munduk Desa Munduk. Petani pelaksana demplot bernama Bapak Made Antara. Dari hasil pengamatan diketahui umur tanaman padi adalah 90 hst dengan variestas padi yang ditanam dengan metode haston adalah Ciherang. Secara umum terlihat tanaman padi dalam keadaan bagus dan tumbuh subur serta sudah keluar malai dengan kondisi air macak macak. Tinggi tanaman rata rata 85 cm dengan jumlah anakan produktif rata rata 33 anakan. Terlihat ada beberapa tanaman padi yang terserang OPT blas dan sudah dikendalikan dengan mengaplikasikan pengendali secara hayati yaitu dengan menggunakan paenibacilus polymixa dan menggunakan jadam sulfurs serta pestisida nabati. Aplikasi pupuk yang telah diterapkan mengggunakan Urea, NPK, Pupuk Organik Cair dan Bio Saka sebagai elisitor tanaman padi. Cuaca dalam keadaan cerah dengan matahari yang bersinar terik.
Selanjutnya monitoring kedua di lahan demplot Subak Sanda Desa Kayu Putih. Petani pelaksana demplot bernama Wayan Wiada. Dari hasil pengamatan diketahui umur tanaman padi adalah 91 hst dengan variestas padi yang ditanam adalah Ciherang dan ditanam dengan metode haston. Pertumbuhan tanaman padi terlihat bagus dan sudah keluar malai dengan tinggi tanaman rata rata 83 cm serta jumlah anakan rata rata 38 anakan dan kondisi air macak macak. Aplikasi pupuk yang telah diterapkan mengggunakan Urea, NPK, Pupuk Organik Cair serta Bio saka sebagai elisator. Sedangkan untuk pengendalian OPT telah dilaksanakan pengendalian secara hayati yaitu dengan menggunakan paenibacilus polymixa, pestisida nabati dan jadam sulfur.
Selanjutnya monitoring ketiga di lahan demplot Subak Gesing Desa Gesing. Petani pelaksana demplot bernama Ketut Relawan. Dari hasil pengamatan diketahui umur tanaman padi adalah 91 hst dengan variestas padi yang ditanam adalah IR 64 dan ditanam dengan metode haston. Pertumbuhan tanaman padi terlihat bagus dan sudah keluar malai. Tinggi tanaman rata rata 84 cm dengan jumlah anakan rata rata 37 anakan dan kondisi air macak macak. Aplikasi pupuk yang telah diterapkan mengggunakan Urea, NPK, dan Pupuk Organik Cair serta Bio saka sebagai elisator. Sedangkan untuk pengendalian OPT telah dilaksanakan pengendalian secara hayati yaitu dengan menggunakan paenibacilus polymixa, pestisida nabati dan jadam sulfur.
Diharapkan para petani agar terus melaksanakan pengamatan rutin setiap hari sampai saat panen tiba agar gabah yang dihasilkan menjadi optimal.
Bidang Penyuluhan