Rabu, 12 Oktober 2022 dilaksanakan pengamatan keliling OPT Padi di subak Taman, Desa Dencarik. Pengamatan keliling dilakukan secara berkala dengan menjelajahi wilayah pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan populasi OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan), luas dan intensitas serangan OPT, luas kerusakan akibat DPI (Dampak Perubahan Iklim), daerah penyebaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil pengamatan di analisis untuk menentukan langkah-langkah pengendalian OPT dan penanggulangan DPI yang tepat. Dan hari ini dilakukan pengamatan pada tanaman padi oleh POPT Kec. Banjar dan PPL wilbin di lahan garapan bapak Nyoman Artawan. Padi yang diamati berumur 50-60 hst dengan varietas Inpari 32. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dijumpai adanya serangan penyakit kresek (hawar daun bakteri) dengan intensitas ringan.
Adapun gejala yang dijumpai yaitu terdapatnya bercak kuning pada daun yang dimulai dari tepi dan menyebar ke seluruh daun, pada serangan berat bercak kuning pada daun akan berubah menjadi abu-abu, kering hingga akhirnya layu dan mati. Penyakit kresek ini merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi yang harus dikendalikan dengan segera karena penyebarannya cepat dan dapat mengganggu metabolisme tanaman yang mengakibatkan turunnya produksi padi. Penyakit kresek ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang penyebarannya dapat berasal dari bekas jerami, singgang, benih padi yang terinfeksi bakteri dan juga gulma di sekitar pertanaman. Sehingga untuk pencegahan dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan pemilihan benih padi yang sehat yang tidak berasal dari padi yang terinfeksi, pembakaran sisa jerami yang terinfeksi kresek, sanitasi lahan dari gulma, aplikasi agensia gayati Paenibacillus polymyxa dan pada serangan berat diatas ambang ekonomi direkomendasikan untuk aplikasi bakterisida berbahan aktif tembaga oksida atau tembaga oksi-sulfat.