Kegiatan Bidang Perkebunan hari Kamis, 19 September 2024 yaitu melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan intensifikasi cengkeh tahun anggaran 2023. Kegiatan ini dilaksanakan oleh POPT Perkebunan, PP-Ahli Muda, PPL Wilbin Bontihing, staf Bidang Perkebunan, didampingi oleh Kelian dan anggota Subak. Kegiatan intensifikasi cengkeh ini merupakan kegiatan yang dananya bersumber dari dana APBN tahun 2023 dan Subak Abian ini mendapat alokasi bantuan seluas 25 ha.
Sarana bantuan kegiatan ini berupa pupuk organik remah. Adapun jumlah keseluruhan pupuk organik yang diterima oleh kelompok yaitu 14.787,50 kg dengan dosis anjuran 4,5 kg/pohon. Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari petani, tanaman cengkeh setelah diaplikasikan pupuk organik dan didukung oleh cuaca yang baik pada musim panen kali ini tanaman cengkeh milik petani diperkirakan mengalami kenaikan hasil.
Pada kesempatan ini juga dilakukan pengamatan OPT yang menyerang tanaman cengkeh. Penyakit utama yang menyerang tanaman cengkeh di Subak ini adalah penyakit jamur akar putih (Rigidoporus sp.). Gejala serangan JAP pada bagian atas tanaman cengkeh belum menunjukkan gejala secara jelas, namun ketika dilakukan pengamatan pada pangkal batang tanaman cengkeh dengan cara penggalian tanah disekitar perakaran maka terlihat perakaran telah diselimuti oleh JAP.
Petugas menjelaskan pengendalian OPT yang menyerang tanaman cengkeh sebaiknya dikendalikan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Adapun 4 prinsip PHT meliputi budidaya tanaman sehat, pelestarian musuh alami, pengamatan rutin dan petani sebagai ahli PHT. Rekomendasi pengendalian JAP yang dapat dilakukan yaitu dengan aplikasi jamur Trichoderma baik dalam bentuk MS maupun pupuk ber-APH Trichoderma secara berkesinambungan.
(Bidang Perkebunan)