(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Metode Pengukuran Kadar Air Komoditi Hasil Perkebunan

Admin distan | 04 September 2024 | 525 kali


Kadar air adalah salah satu parameter penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan komoditi hasil perkebunan seperti kopi, kakao, cengkeh dan rempah-rempah lainnya. Kadar air yang tepat dapat mempengaruhi kualitas, umur simpan, keamanan dan nilai ekonomi produk. Mengukur kadar air dengan tepat adalah langkah penting untuk memastikan komoditi tersebut tetap dalam kondisi optimal selama penyimpanan, pengolahan, dan distribusi. Beberapa metode pengukuran yang banyak digunakan antara lain:

1.           Metode Oven

Metode oven adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar air. Bahan yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu tertentu (biasanya 105°C) hingga mencapai berat konstan. Setelah itu, bahan ditimbang kembali. Kadar air dihitung dengan membandingkan berat sebelum dan sesudah pengeringan.

2.          Metode Moisture Meter

Moisture meter adalah alat yang dirancang khusus untuk mengukur kadar air dengan cepat. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip konduktivitas atau kapasitansi. Cukup dengan menempelkan probe pada bahan atau memasukkan bahan ke dalam alat, kadar air akan terukur secara otomatis dan ditampilkan di layar. Adapun keunggulan dari metode ini yaitu pengukuran cepat dan praktis, tidak memerlukan proses pengeringan, dapat digunakan di lapangan dan mudah digunakan dalam berbagai kondisi.

3.             Metode Infrared (IR)

Pengukuran kadar air dengan metode infrared melibatkan penggunaan sinar inframerah yang dipancarkan ke sampel. Sinar tersebut diserap oleh molekul air, dan jumlah energi yang diserap digunakan untuk menghitung kadar air. Metode ini memiliki keunggulan seperti non-destruktif yang artinya sampel tidak rusak selama pengukuran serta hasil pengukurannya cepat dan akurat.

 

4.           Metode Karl Fischer Titration

Metode ini lebih akurat dan sering digunakan dalam laboratorium untuk bahan yang memiliki kadar air sangat rendah. Prinsip kerjanya adalah reaksi kimia antara air dan reagen Karl Fischer, yang menghasilkan listrik. Jumlah listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah air dalam sampel. Keunggulan dari metode ini yaitu  hasilnya sangat akurat dan dapat mengukur kadar air rendah hingga 0,01%.

 

Manfaat Mengukur Kadar Air

1.             Menjaga Kualitas Produk

Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembusukan, pertumbuhan jamur, dan kerusakan lainnya. Sebaliknya, kadar air yang terlalu rendah dapat menyebabkan produk menjadi rapuh dan kehilangan nilai gizi. Dengan mengontrol kadar air, kualitas produk dapat dijaga dengan baik.

2.             Memperpanjang Umur Simpan

Komoditi hasil perkebunan dengan kadar air yang tepat cenderung memiliki umur simpan yang lebih lama. Ini penting terutama untuk komoditi yang akan disimpan dalam jangka waktu lama atau diekspor ke luar negeri.

3.             Mengoptimalkan Proses Pengolahan

Dalam proses pengolahan seperti pemanggangan kopi atau fermentasi kakao, kadar air yang tepat diperlukan untuk mendapatkan hasil akhir yang optimal. Pengukuran kadar air yang akurat membantu memastikan bahwa proses-proses ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4.             Meningkatkan Nilai Ekonomi

Kadar air yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produk, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga jual. Dengan memastikan kadar air yang sesuai, produsen dapat menjaga stabilitas harga di pasar.

 

Pengukuran kadar air adalah langkah penting dalam pengelolaan komoditi hasil perkebunan. Metode seperti oven drying, moisture meter, infrared dan Karl Fischer titration masing-masing memiliki keunggulannya, tergantung pada kebutuhan dan kondisi di lapangan. Dengan mengukur dan mengendalikan kadar air, berguna untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi, umur simpan yang panjang, dan nilai ekonomi yang optimal.