Cabai besar (Capsicum annuum) merupakan
salah satu komoditas sayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi
tinggi dan mempunyai prospek pasar yang menarik. Buah cabai selain dapat
dikonsumsi segar untuk campuran bumbu masak juga dapat diawetkan misalnya dalam
bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering.
Cabai besar cocok dibudidayakan baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi pada lahan sawah atau tegalan dengan
ketinggian 0–1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang
berstruktur remah atau gembur, subur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara 6-7.
Tanaman cabai yang dibudidayakan disawah sebaiknya ditanam pada akhir musim
hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan.
Proses dalam persiapan tanam, diawali dengan
pencangkulan tanah sampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar
1,5 m, dimana antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Lubang
tanam dibuat dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5
dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha pada 3 -
4 minggu sebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah ) dengan cara disebar
dipermukaan tanah dan diaduk rata.
Dalam proses pemeliharaan budidaya cabai
besar, pengendalian OPT dilakukan secara rutin dan berkala agar meminimalisir
serangan OPT dengan menggunakan pestisida ramah lingkungan, jika terjadi
serangan yang berat dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia. Cabai besa dapat dipanen pertama dilakukan
pada umur 60-75 hari setelah tanam, dengan interval ± 3-7 hari.
Hasil pemantauan perkembangan tanaman cabai besar
di Subak Pegayaman Desa Temukus Kecamatan Banjar yang ditanam oleh Pak Srinata selaku Klian subak Pegayaman pada lahan seluas
0,50 Ha dengan jumlah tanaman + 7000 pohon. Penamanan dilakukan di lahan sawah pada bulan Juli
2024 dan secara intensif dilakukan pemeliharaan. Secara umum kondisi tanaman
sehat, terlihat dari penampakan vigor tanaman yang kuat. Hasil panen cabai besar sudah 8 kali dengan
jumlah total 2.630 kg. Selain tanaman cabai besar, ada juga tanaman bunga gemitir dan kangkung diantara tanaman
cabai walaupun jumlahnya sedikit, hal ini dilakukan untuk menumpangsarikan
dengan tujuan mengoptimalkan lahan dan tambahan peningkatan hasil produksi.
Setiap tahun selaku Klian subak Pegayaman, pak
Srinata selalu menanam komoditas hortikultura, hal ini dilakukan untuk
pergiliran tanaman yaitu padi, padi, palawija / hortikultura dan harapannya
dapat memutus mata rantai berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman padi.
Terkait dengan budidaya dari hulu sampai hilir
tentang tanaman cabai untuk menghasilkan produksi yang maksimal, pembinaan dan
monitoring secara berkala tetap dilakukan oleh Bidang Hortikultura dalam hal
ini Kepala Bidang Hortikultura, PP Ahli Madya, PP Muda dan PMHP Ahli Muda
bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng serta Latihan, kunjungan
dan supervisi ( LAKUSUSI ) yang dilakukan secara rutin oleh Penyuluh Pertanian Lapangan,
pendampingan secara rutin dilaukan oleh PPL Wilbin Desa Temukus dan petugas OPT
Kecamatan Banjar