Penyakit Rabies semenjak kemunculannya di Bali di akhir tahun 2008 dan di Buleleng terjangkit pada tahun 2009 hingga sekarang masih menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah Pusat, melalui Ditkeswan, Kementan RI, FAO, Pemerintah Daerah Bali, dan Termasuk Pemkab. Buleleng sudah bersinergi untuk melakukan pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan terhadap penyakit ini.
Banyak keberhasilan yang didapat dari kegiatan vaksinasi massal dengan cakupan 80% yang dilaksanakan oleh A Team secara door to door, namun banyak juga kendala yang muncul, karena anjing sudah mengenali cara A Team kerja sehingga saat dilakukan vaksinasi anjing sudah pada lari, terutama anjing liar dan yang diliarkan sangat menjadi kendala blm kendala sdm yang dimiliki dan juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pelaksanaan vaksinasi rabies seperti biasa atau parentral intea sub cutan atau muscular masih akan tetap di laksanakan, sedang kedepan untuk mencapai cakupan yang lebih baik terutama anjing liar, mungkin opsi strategis yang akan dilakukan pemerintah dalam pengendalian rabies dengan sistem pemberian Vaksin Oral Rabies (VOR).
Adapun Konsep Vaksin Oral Rabies ini di dasarkan oleh :
1. Vaksin
- vaksin hidup
- keamanan
- efikasi
2. Umpan
3. Sistem distribusi/ alikasi.
Karena virus yang digunakan adalah virus hidup tentu diperlukan keamanan yang lebih bagus, dan virus kalau sudah termakan dia akan masih hidup dan ada didalam mulut selama 6 jam. Sehingga masih bisa menularkan melakui gigitan atau jilatan.
Efektifitas dari VOR adalah dapat membantu melengkapi vaksinasi rabies secara parentral selama ini melalui bawah kulit(SC) atau melalui otot(IM).
Pemberian VOR sangat tergantug dari sosial budaya suatu derah karena agar bisa vaksin ini masuk ke dalam mulut anjing dengan menggunakan umpan, di NTT umpan yang digunakan ikan laut, di philipina dengan rebusan usus babi, di Thailand dengan menggunakan berbahan usus dan telor, dan di India dengan telor.
Jadi kesimpulannya VOR dapat sebagai opsi strategis untuk pemberantasan rabies terutama untuk anjing liar.
Beberapa pertimbangan yang mungkin bisa dipakai untuk VOR adalah :
* Efektifitas
* Cost-Efectivenes
* Kondisi Sosbud Masyarakat
* Keamanan, dan
* Efikasi