Budidaya jamur tiram dikatakan salah satu jenis agribisnis yang menguntungkan saat ini , hal tersebut dikarenakan permintaan pasar akan jamur tiram yang kian hari kian meningkat. Budidaya jamur tiram juga tergolong memiliki masa panen yang cepat kurang lebih 3-4 bulan biasanya laba bersih yang didapatkan yaitu Rp 3.500.000 per bulan bahkan bisa lebih tergantung dari jumlah yang dibudidayakan. Tepatnya di Desa Banjar jamur tiram dibudidayakan oleh petani muda milenial bernama Bapak Gede Harta Sugama.
Berdasarkan kunjungan tim BPP Banjar yang terdiri atas mantri tani dan PPL Wilbin Banjar pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2021 ke tempat pembudidayaan jamur tiram milik Bapak Gede terlihat bahwa jamur tiram yang dibudidayakan tumbuh dengan baik hal ini karena didukung dengan perawatan yang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan petani muda milenial yaitu Bapak Gede mengatakan bahwa biasanya bagian perawatan yang menantang adalah di bagian perawatan pasca panen karena harus dilakukan dengan teliti agar nantinya dapat menghasilkan generasi jamur tiram yang baik.
Bapak Gede sebagai petani muda milenial membudidayakan jamur tiram dengan teknik baglog sebagai media tumbuh jamur. Baglog ini berisi serbuk gergaji dibungkus plastik berbentuk silinder dan salah satu ujungnya dberi lubang, dari lubang itulah nantinya akan ditumbuhi jamur. Baglog yang dipakai media tanam ni dibuat langsung ditempat budidaya jadi tidak membeli yang sudah jadi. Untuk pemasaran jamur tiram Bapak Gede ini memasarkan langsung ke pasar.
Selain itu, jamur tiram juga diolah menjadi kripik jamur dengan merk "jamur rocks" yang dipasarkan langsung dan juga melalui sosial media seperti instagram dan facebook. Melihat peluang bisnis jamur tiram ini menguntungkan, harapannya semoga petani muda milenial lainnya juga bisa berinovasi untuk mengembangkan bisnis jamur tiram serta mampu mengolahnya menjadi menu olahan yang inovatif , sehingga keuntungan yang didapatkan lebih besar.