Pengamatan OPT Padi dilaksanakan di Subak Kaliculuk, Desa Dencarik, Kec. Banjar pada Rabu, 8 Mei 2024. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan keliling, yaitu pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, banjir dan kekeringan, serta informasi tentang penggunaan dan penyimpanan bahan pengendali
Padi yang diamati umur 35-50 HST, dengan varietas Ciherang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa padi terserang hama penggerek batang padi (sundep).
Sundep dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Serangan hama penggerek batang ini di areal pertanaman padi sangat mudah diketahui dengan tanda munculnya malai mati berwarna kuning menggulung yang bila ditarik akan mudah terlepas.
Telur penggerek biasanya diletakkan di bawah permukaan daun atau dekat ujung daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang bertelur induk betina. Telur akan menetas setelah 6-7 hari. Larva kemudian bergerak ke bawah menuju pangkal dan mulai menggerek anakan utama, hingga setelah mulai dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya menyerang akar hingga menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar dan pelepah bawah, gejala yang ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati. Penyerangan di awal pertumbuhan inilah yang dapat menyebabkan pucuk tanaman menjadi mati, kuning menggulung, dan ketika dicabut akan terlihat bekas gerekan larva penggerek. Gejala inilah yang disebut dengan nama Sundep.
Untuk mengatasi gejala sundep, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan.
-Tanam serempak meliputi satu hamparan.
-Musnahkan tanaman yang menunjukan gejala sundep
-Penangkapan ngengat dengan lampu perangkap jika masih terlihat ada penerbangan ngengat pegerek batang
-Aplikasi insektisida jika serangan sundep telah melampaui ambang ekonomi atau pengendalian (10%). Lakukan pengendalian korektif dengan menggunakan insektisida efektif berbahan aktif dimehipo, Klorantraniliprol, dan spinetoram secara spot treatment atau hanya di tempat serangan.
Dengan adanya tindakan pencegahan dini dan pengendalian yang tepat, diharapkan keberadaan OPT tidak menimbulkan penurunan produktivitas yang signifikan dan kerugian ekonomi bagi petani.
(BPP BANJAR)