Kamis, 03 juni 2021, Pelatihan Perbanyakan dan Penyebaran Agensi Hayati (APH) di balai subak babakan anyar, desa alasangker, kecamatan buleleng, dihadiri oleh Kasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) UPTD Lab. Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali bersama staff, Kasi Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Koordinator BPP Kecamatan Buleleng, PPL Wilbin, Pengurus dan Krama Subak Babakan Anyar.
Dalam kegiatan pelatihan ini, alat dan bahan yang digunakan bersumber dari Lab UPTD, Kasi OPT UPTD memberikan penjelasan tentang agensi pengendali hayati yang akan diperbanyak yaitu trichoderma sp. Agen ini dapat berperan sebagai cendawan antagonis bagi patogen dan menjadi antibiosis untuk tanaman. Mekanisme trichoderma sebagai antagonis adalah dimana cendawan trichoderma mampu berkembang lebih cepat sehingga mampu menguasai tempat tumbuh akibatnya cendawan patogen tidak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik karena kalah bersaing makanan dan tempat tumbuh. Sebagai antibiosis cendawan trichoderma mampu merusak dinding cel cendawan patogen yang mengakibatkan kematian pada cendawan patogen.
Setelah memberikan penjelasan tentang APH yg akan diperbanyak, Kasi OPT UPTD bersama staff, mempraktekkan cara memperbanyak APH menggunakan media padat dan cair, dimulai dari menyiapkan media padat berupa beras yang dimasak 1/3 masak, kemudian didinginkan. Setelah itu beras yang telah dimasak dimasukan kedalam plastik bening, kemudian isolat dari trichoderma dimasukkan juga ke dalam media, agar dapat tumbuh dan berkembang lebih banyak. Untuk media cair, menggunakan air cucian beras dan air kelap dengan perbandingan 4:1, yang kemudian dimasak, agar steril. Setelah dingin, baru dimasukkan isolat trichodermanya. Kasi OPT UPTD juga mengingatkan untuk selalu melihat perkembangan APH yang telah dibuat.
Dalam kegiatan ini juga, Koordinator kecamatan buleleng memberikan masukan kepada krama subak babakan anyar tentang pentingnya keberlanjutan dari kegiatan ini.
Kasi perlindungan tanaman perkebunan Kabupaten buleleng juga memberikan masukan kepada krama subak tentang pentingnya kegiatan pelatihan ini, dalam mencegah serangan jamur akar putih (JAP) yang menyerang tanaman cengkeh yang dibudidayakan di areal subak.
Dengan adanya kegiatan pelatihan ini, diharapkan pengurus dan krama subak tetap aktif untuk melihat dan menginformasikan perkembangan dari APH yang telah dipraktekkan bersama-sama. Karena kegiatan ini masih dimonitoring oleh Kasi OPT UPTD Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Buleleng.