Issue merebaknya virus Aviani Influenza (AI) di belahan dunia di tahun 2022 hingga tahun 2023 diduga disebabkan oleh migrasi burung dari Amerika, Afrika, Asia.
Akibat perubahan iklim sehingga burung burung ini mencari makan ke belahan dunia lain dan pada saat sampai daerah tertentu menularkan penyakit Aviani Influenza ini, sehingga hal ini ditakuti akan menimbulkan penyebaran virus yang lebih luas sehingga ditakutkan akan menjadi pandemi, WHO mengeluarkan peringatan untuk peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit AI /Flu Burung yang disebabkan Virus AI. Bahkan kemunculan nya ditahun 2022 di kalimantan Selatan setelah dilakukan surveylans epidemiologi disebabkan oleh Virus H5N1 Clade 2.3.4.4.b sehingga Kementrian Pertanian mengeluarkan surat peringatan terkait Peningkatan Kewaspadaan Dini terhadap penyakit Flu Burung ini, dengan memberikan KIE kepada masyarakat untuk melaporkan apabila terjadi kematian unggas, dalam jumlah yang banyak dalam intensitas yang beruntun.
Tindakan Biosecurity pada kandang unggas, kemudian surveylans epidemiologi dilaksanakan dengan pendekatan PDSR (Participatory Disease Surveylans and Response) sehingga bisa mencegah terjangkitnya virus ini. Virus H5N1 ini bersifat High Patogenic Aviani Influenza (HPAI) dan termasuk penyakitnya yang bersifat Zoonosis
(Bidang PKH)