Tejakula, 19 Agustus 2025 terkait dengan belum adanya penebusan pupuk bersubsidi di Kecamatan Tejakula, maka koordinator dan 2 orang petani (1 petani Jagung dan 1 petani kakao) di minta datang ke Dinas Pertanian dalam rangka memberikan klarifikasi terkait sampai bulan Agustus 2025 posisi verval pupuk bersubsidi masih nihil di Kecamatan Tejakula, kemudian jawaban/klarifikasi dari masing-masing yaitu;
1. “Petani” Kenapa belum melakukan penebusan pupuk?
“Jawabnya” karena petani melakukan pemupukan pada tanaman kakao menjelang musim hujan dan secara umum untuk di Tejakula hujan turun akhir bulan bulan Oktober/awal Nopember, sehingga proses penebusan pupuknya dilakukan pada akhir September (pertanyaan yang sama diberikan kepada ke 2 petani)
2. “Koordinator/penyuluh” yang ditanyakan antara lain;
a. Apakah dalam pengajuan RDKK sudah sesuai dengan luasan lahan yang dimiliki masing-masing petani?
“Jawab” dalam pengajuan pupuk berdasarkan kebutuhan dan kemampuan petani untuk melakukan penebusan bukan atas dasar luasan lahan petani, walaupun secara teori dan disesuikan dengan kebutuhan pupuk tanaman jagung masih belum maksimal rata-rata mengajuan pupuknya 50-60% dari luas lahan yang dimiliki petani, hal ini dilakukan agar tidak lagi terjadi penebusan pupuk bersubsidi rendah/di bawah target.
b. Apakah penyuluh mengetahui data produksi yang dihasilkan oleh masing-masing petani?
“Jawab” untuk produksi kami ambil ubinan secara berkelompok, sehingga produksi masing-masing petani di rata-ratakan dalam luasan hektar.
c. Adakah Upaya penyuluh untuk meningkatkan produksi petani?
“Jawab” upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung misalnya; 1. Memberikan penyuluhan tentang budidaya jagung pada kelompok-kelompok tani yang ada di wilayah binaan masing-masing. 2. Membuat percontohan/Demplot tanaman jagung dengan penerapan Pengolahan lahan, benih unggul, pengaturan jarak tanam, penyiangan, pemupukan dan pembubunan serta pengendalian hama/penyakitnya, tujuan dari demplot ini adalah supaya petani dapat melihat langsung kegiatan budidayanya, dan bagi penyuluh langsung dapat mengerjakan/tidak hanya bisaca teori/omong-omong saja, sehingga ketika ada masalah dapat di identifikasi dan segera dilakukan penanganan. Kemudian hasil dari demplot ini bisa dipakai sebagai materi oleh penyuluh kepada kelompok/petani jagung diwilbinnya.