Hari ini Rabu tanggal 5 Oktober 2022 dilakukan kegiatan monitoring terkait adanya laporan kematian ternak sapi yang terjadi Kelompok Tani Ternak Gumbleng Amerta di Desa Tukadsumaga.
Dari hasil monitoring sapi diduga terindikasi terkena penyakit bloat kejadian bloat (Kembung) sering menyerang ternak ruminansia. Meskipun terlihat sepele tetapi bloat tetap harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian pada ternak. Bloat merupakan suatu gangguan pencernaan akibat akumulasi gas berlebih di dalam rumen, sehingga menyebabkan bagian rumen membesar pada bagian perut sebelah kiri. Bentuk bloat secara umum dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu bloat berupa gas yang terperangkap karena adanya penyumbatan dan bloat berupa busa yang menghambat terjadinya pelepasan gas. Bentuk bloat berupa busa merupakan bentuk yang sering terjadi pada ternak. Hal ini disebabkan karena masalah fermentasi pada rumen. fermentasi rumen yang tidak sempurna akan menghasilkan busa.
Ciri dan Gejala ternak bloat:
1. Perut bagian kiri membesar karena akumulasi gas di rumen;
2. Perut sebelah kiri jika dipukul akan berbunyi seperti drum;
3. Pernafasan terganggu karena ditekan oleh pembesaran rumen;
4. Ternak lesu dan sering terjatuh;
5. Nafsu makan menurun;
6. Sering defekasi;
7. Kondisi parah menyebakan kematian dan lumpuh.
Bloat bisa diatasi dengan pemberian obat kembung (susfactant) dan minyak nabati yang berfungsi menghancurkan buih yang terdapat di rumen ternak sehingga memperlancar gas keluar. Namun, bloat dalam kondisi akut bisa menyebabkan ambruk dan tingkat kematianya bisa mencapai 90% jika tidak segera ditangani. Jika kondisi demikian cara yang bisa dilakukan adalah dengan menusuk perut sebelah kiri dengan trocoar dan cannula untuk mengeluarkan gas.
Pencegahan bloat dapat dilakukan dengan:
1. Keseimbangan anatara pakan konsentrat dan hijauan, pemberian pakan konsentrat yang berlebih bisa menyebabkan bloat. Pakan konsentrat memiliki kandungan pati yang tinggi (karbohidat yang mudah dicerna). Tinginya konsumsi karbohidrat yang mudah dicerna menyebabkan aktivitas fermentasi semakin tinggi, sehingga jumlah gas yang dihasilkan juga semakin tinggi yang bisa menyebabkan peningkatan volume rumen. Daun muda juga mengandung karbohidrat yang mudah dicerna, maka dari itu konsumsi daun muda harus dibatasi.
2. Mencegah pemberian hijauan sebeum dilayukan, hijauan yang memiliki kandungan air yang tinggi bisa menyebabkan aktivitas fermentasi juga meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan busa yang dapat menghambat pengeluaran gas. Pemberian hijauan sebelum diberikan ke ternak dilakukan pelayuan terlebih dahulu.
Pada kondisi ternak yang digembalakan, pengembalaan dilakukan diatas jam 9, selain mencegah bloat juga menghindari terjadinya infeski cacing yang menyebabkan penurunan produktivitas.
3. Pemberian leguminosa yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan saponin menyebabkan ternak mengalami bloat jika diberikan dalam jumlah banyak. Pemberian jenis leguminosa tidak lebih dari 50%. Selain bloat, konsumsi leguminosa yang berlebih bisa menyebabkan keracunan dan terganggunya proses metabolisme karena kandungan antinutrisi yang terdapat pada legum.
4. Pemberian pakan yang memiliki kadar amonia yang tinggi seperti silase harus dilayukan terlebih dahulu.
5. Pemberian pakan seperti konsentrat dan silase diberikan terlebih dahulu sebelum ternak dilepas ke pastura atau diberikan hijauan.