Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyakit tungro pada tanaman padi, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Kubutambahan bersama Penyuluh Pertanian Wilbin Pakisan melaksanakan pengamatan terhadap serangan tungro di areal sawah Subak Lanyahan Pakisan, Desa Pakisan, pada hari Selasa, 15 Juli 2025.
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, ditemukan gejala khas tungro seperti pertumbuhan terhambat, warna daun menguning, dan tanaman kerdil. Tanaman padi yang terserang adalah padi varietas IR 64 dengan usia rata-rata 58 HST. Luas serangan mencapai 1 hektar dengan tingkat intensitas serangan ringan hingga sedang. Melalui pengamatan, ditemukan pula keberadaan wereng hijau (Nephotettix virescens) yang diketahui menjadi vektor utama penyebar virus tungro pada tanaman padi.
Sebagai tindak lanjut, disarankan beberapa upaya pengendalian, diantaranya penyemprotan pupuk daun untuk meningkatkan ketahanan tanaman dan pengendalian vektor (wereng hijau) menggunakan insektisida berbahan aktif pimetrozin, buprofezin, atau imidakloprid, dengan volume semprot 500 liter per hektar di areal terserang dan sekitarnya.
Untuk mencegah terjadinya serangan serupa di masa mendatang, disarankan untuk melakukan pengaturan tanam serempak untuk memutus siklus penyebaran serta melakukan penanaman varietas padi tahan tungro pada musim tanam berikutnya.
Melalui pengamatan rutin dan pengendalian sedini mungkin, diharapkan penyebaran virus tungro dapat diminimalisir. Keberadaan OPT diharapkan tidak menimbulkan penurunan produktivitas yang signifikan sehingga kerugian ekonomi bagi petani dapat dihindari.