Kakao merupakan salah satu komoditas yang pada saat ini memiliki primadona yang sangat baik memberikan inovasi dalam upaya setiap orang atau petani untuk mengembangkannya. Karena nilai ekonomis yang mampu diberikan dari budidaya komoditas tersebut dilihat dari harga / nilai tukar produksi kakao saat ini.
Pada hari ini Rabu tanggal 26 Maret 2025 kami Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Busungbiu melakukan kegiatan kunjungan langsung ke lahan petani yang menjadi Ketua dalam organisasi petani yaitu Kelompok Tani Artha Dhana Desa Titab Kecamatan Busungbiu.
Dalam kegiatan tersebut merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi dampak aplikasi Jadam Sulfur (JS) yang dilakukan enam bulan terakhir sampai dengan saat ini.
Perlu diinformasikan dalam artikel ini bahwa dari hasil pengamatan dan wawancara dengan petani aplikator JS ternyata dapat disimpulkan Aplikasi Jadam Sulfur (JS) berpengaruh baik terhadap pertumbuhan pentil /calon buah hingga berhasil sampai panen, yang mana sangat berbeda dengan tanaman kakao yang tidak di beri perkakuan Jadam Sulfur (JS) yang artinya tanaman kakao tersebut hampir tidak berhasil sampai panen karena perkembangan serangan penyakit busuk buah (Phythopthora Palmivora).
Dari informasi ini maka aplikasi Jadam Sulfur (JS) secara rutin dan berakala tetap dilakukan dengan tujuan menghambat perkembangbiakan atau serangan penyakit busuk buah ( Phythopthora Palmivora) terutama pada saat suhu rendah kelembaban tinggi (musim hujan) dengan selalu memperhatikan waktu, dosis, cara dan ketepatan siklus aplikasi agar perkembangan jamur dapat diminimalisir.