(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Dampak Akibat Manajemen Sapi Bunting Kurang Baik

Admin distan | 26 Februari 2021 | 3802 kali

Berbudidaya sapi pembibitan masih menjadi andalan dan banyak dilakukan oleh petani terutama petani di lahan padi sawah. Berbudidaya sapi pembibitan memang bertumpu pada pedet sebagai hasil usaha, di samping ada juga penambahan bobot daging.

Banyak hambatan dan kendala yang dihadapi dalam berbudidaya sapi pembibitan, diantaranya, defisiensi, mineral, gangguan reproduksi baik infeksius atau non infeksius. Salah satu kendala yang sering terjadi adalah distokia atau kesulitan melahirkan pada sapi bunting. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal seperti anatomi sapi induk, malposition fetus, perkawinan yang belum cukup umur.
Hal lain yang sering diabaikan petani adalah tidak adanya recording perkawinan sapi indukannya sehingga tidak dapat diprediksi waktu kelahiran pedetnya, dan sapi tidak dapat diawasi saat melahirkan dan seandainya terjadi kesulitan melahirkan, tidak dapat dibantu yang mengakibatkan kematian pedet dan ini sangat merugikan petani.

Kasus seperti ini sering dialami oleh petani (Kadek Gempar) Banjar Kuwum, Ringdikit sehingga petani mengalami kerugian. Untuk itu perlu manajemen yang baik untuk sapi agar tidak terjadi distokia. Manajemen pakan merupakan hal yang paling penting dalam pencegahan distokia. Pemberian pakan yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan meningkatnya berat fetus, timbunan lemak intrapelvis, dan beresiko besar mengalami distokia. Namun pengurangan diet secara drastis pada beberapa minggu terakhir kebuntingan juga harus dihindari karena fetus akan terus tumbuh, sedangkan tubuh induk akan menjadi korban karena nutrisinya terserap ke fetus. Sehingga manajemen pakan saat sapi bunting perlu diatur agar tidak terjadi peningkatan berat badan yang drastis, namun perlu diperhatikan juga agar tidak kekurangan pakan untuk induk sapi dan fetusnya.