(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Mengenal Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kakao Penyebab Rendahnya Produksi Kakao Busungbiu

Admin distan | 16 September 2025 | 54 kali

     Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting yang menghasilkan biji kakao, bahan dasar pembuatan bubuk cokelat. Tanaman tahunan ini mulai berproduksi pada usia sekitar 18 bulan (1,5 tahun). Di Kecamatan Busungbiu, kakao telah lama menjadi komoditas andalan petani selain Kopi Robusta. Namun demikian, produktivitas kakao petani masih tergolong rendah, yakni rata-rata 619 kg/ha berdasarkan Data Angka Tetap Komoditas Perkebunan Distanpangan Provinsi Bali tahun 2024 dan mutu bijinya sering belum memenuhi standar ekspor. Padahal, jika petani mau menerapkan teknologi budidaya secara benar, potensi hasil bisa mencapai 1,5–3 ton/ha.


     Penyebab Rendahnya Produksi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil kakao belum optimal, antara lain:

Benih yang digunakan masih beragam dan kebanyakan berasal dari sumber lokal yang tidak jelas.

Pemeliharaan tanaman dilakukan seadanya.

Proses fermentasi biji kakao, yang sangat menentukan mutu, belum dilakukan secara maksimal.

Selain itu, masalah utama petani kakao di Busungbiu adalah serangan hama dan penyakit tanaman.


     Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menjaga kebun tetap sehat, disarankan menggunakan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pemakaian pestisida sebaiknya menjadi pilihan terakhir jika cara-cara lain tidak berhasil.


Hama Utama Kakao :

1. Penggerek Buah Kakao (PBK) – Conopomorpha cramerella

- Gejala: buah masak tampak belang jingga, daging buah hitam, biji saling melekat dan tidak bernas. Kerugian bisa mencapai 80%.

- Pengendalian:

Untuk daerah bebas: karantina bahan tanam, monitoring, sanitasi.

Untuk daerah terserang: pangkasan bentuk, panen sering (1 minggu sekali), sanitasi kebun, penyelubungan buah (kondomisasi), pemanfaatan semut hitam, dan penyemprotan insektisida bila perlu.

2. Kepik Penghisap Buah – Helopeltis spp.

- Gejala: bercak cokelat kehitaman pada buah muda hingga kering, pucuk dan ranting layu serta mati.

- Pengendalian:

Kimiawi dengan sistem peringatan dini (SPD).

Biologis menggunakan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) atau jamur Beauveria bassiana.

3. Penggerek Batang – Zeuzera coffeae dan Glenea spp.

- Gejala: lubang gerekan pada batang/cabang, jaringan kambium rusak, tanaman layu dan mati.

- Pengendalian:

Mekanis (memotong bagian terserang dan membakar larva).

Kimiawi (injeksi insektisida ke lubang).

Biologis (jamur Beauveria bassiana).

Selain itu, hama lain seperti tupai juga dapat merusak buah kakao .


Penyakit Utama Kakao :

1. Busuk Buah – Phytophthora palmivora

- Gejala: bercak cokelat kehitaman pada buah, cepat menyebar saat curah hujan tinggi.

- Pengendalian: sanitasi kebun (buah busuk dibenamkan), pengaturan naungan, serta penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga.

2. Kanker Batang – Phytophthora palmivora

- Gejala: kulit batang berlekuk hitam, keluar cairan kemerahan, jaringan dalam membusuk.

- Pengendalian: kupas kulit sakit, oles fungisida tembaga, atau bongkar tanaman jika serangan parah.

3. Vascular Streak Dieback (VSD) – Oncobasidium theobromae

- Gejala: daun menguning bercak hijau, ranting mengering, terdapat noktah cokelat pada bekas duduk daun.

- Pengendalian: pemangkasan sanitasi, pembongkaran tanaman berat.

4. Kelayuan Pentil (Cherelle Wilt)

- Gejala: banyak pentil gugur (79–90%) sebelum umur 2,5 bulan.

- Penyebab: persaingan nutrisi, luka mekanis, atau serangan Helopeltis.

- Pengendalian: pemupukan tepat, hindari pangkasan berat dan pembukaan naungan mendadak.


     Budidaya kakao yang baik tidak hanya bergantung pada penanaman, tetapi juga perawatan, pemangkasan, pengendalian hama/penyakit, serta fermentasi pasca panen. Dengan penerapan  budidaya yang benar, kakao Busungbiu berpotensi menjadi sumber pendapatan yang lebih besar bagi petani dan memenuhi standar pasar ekspor.