Siapa yang tidak kenal burung kecil yang satu ini, Si burung pipit sebutannya itulah nama yang disandang dalam hidupnya yang menjadi musuh utama petani padi di mana saja mereka membudidayakannya, terkenalnya burung ini karena sangat lihai serta mampu membuat jengkel pelaku utama tanaman padi, dihampir finis kegiatan budidaya burung ini selalu hadir entah dari mana datangnya untuk memakan, merusak buah padi pada tangkai malainya, sehingga membuat petani menjadi repot harus menunggu/menjaga dan mengusir hewan ini agar kegagalan atau serangannya tidak menimbulkan kerugian, bila dibiarkan atau tidak dikendalikan/ada campur tangan pengelolanya maka dipastikan dapat menimbulkan kerugian total dari usaha budidaya padi yang dilakukan petani.
Dari permasalahan tersebut cara mencegah atau menekan popolasi serangan burung sudah menjadi budaya mengusir atau mejaga, pemasangan tali rambat dll, salah satu upaya untuk menekan tingkat serangan ada tekhnologi dengan memasangi malai padi dengan jaring agar barung terhalang masuk kelokasi budidaya yang sedang berbuah, terutama pada saat padi fase masak susu sampai masak tepung karena pada fase tersebut buah padi bila dimakan maka proses pengisian buah/gabah dari proses nutrisinisasi hasil foto sintesa oleh tanaman tidak akan terjadi karena kulit buah yang berfungsi sebagai pelindung dan pembungkus daging buah sudah pecah atau rusak sehingga buah padi menjadi warna putih dan hampa. Walaupun nutrisi cukup secara proposianal dari fungsi tubuh tanaman normal mentranfer kejaringan tanaman namun sampai di buah/gabah fungsi secara proposional di bagian tersebut tidak terjadi.
Selain cara menekan serangan hama burung juga ada dengan cara memasang tali plastik pita warna terang(perak) karena warna perak dan mengkilat juga dapat mengurangi burung untuk turun ke lahan sawah/buah padi karena warna kilat yang ditimbulkan mengakibatkan pandangan burung menjadi terganggu , namun ada kelemahannya yaitu kurang efektif dampaknya bila cuaca mendung.
Cara pemasangan jaring ada yang berdiri dan ada yang tidur menutupi permukaan malai padi namaun harus diperhatikan supaya jaring jangan menempel di malai padi atau minimal sekitar 30 cm dari malai agar burun yg turun ke sawah bisa tersangkut atau tidak bertengger di tangkai malai.
Bila memakai pita plastik warna perak usahakan tidak terlalu kencang tapi sekedar tegang sehingga tidak gampang putus bila ada terpaan angin kuat juga agak muncul warna mengkilat dari terpaaan sinar matahari dan selalu bergerak oleh angin serta menimbulkan bunyi yang memekak, mendesing-desing dan menimbulkan rasa takut burung turun ke lahan sawah/padi.
Dengan adanya metode pemasangan jaring dan atau pita plastik perak pada lahan sawah maka dapat meminimalkan serangan burung pipit pada budidaya tanaman padi sawah.
Perlu didesiminasikan disamping menjadi topik penyuluhan pada kelompok subak binaan dan percontohan yang telah dilakukan oleh Kelian Subak Titab (Pemasangan Jaring cara menutup permukaan dan pemasangan Pita Plastik warna perak) serta Demplot Pemasangan Jaring Cara berdiri oleh Kelian Subak Celokah Desa Subuk.
Demikian desiminasi tekhnis pengendalian hama burung pipit pada lahan/komoditas padi sawah, semoga ada manfaatnya.
(BPPP BUSUNGBIU)
Busungbiu, 29-3-2023.
Penyuluh Pertanian,
Made Maliastra, SP.
Nip. 19661231 198711 1 011.