Pertanian konvensional marak dengan penggunaan pupuk
anorganik, pestisida, herbisida dan intensifnya eksploitasi lahan, tentunya
dengan sistem pertanian seperti itu dalam jangka panjang membawa konsekuensi berupa
kerusakan lingkungan, mulai dari tanah, air, udara maupun makhluk hidup. Menjawab
tantangan tersebut sistem pertanian organik atau pertanian yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan merupakan cara yang paling tepat untuk mengurangi dampak negatif
dari kegiatan pertanian yang intensif. Kegiatan pengendalian hama penyakit dengan
pestisida yang tidak bijaksana merupakan salah satu kegiatan pertanian intensif
yang berpotensi membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan konsumen untuk
jangka panjangnya. Salah satu upaya pengendalian hama penyakit yang ramah
lingkungan adalah pengendalian menggunakan APH (Agen Pengendali Hayati)
Agen pengendali hayati (APH) adalah salah satu agen pengendali hama penyakit ramah lingkungan yang dapat dieksplorasi, dikembangkan, dan dimanfaatkan petani dari lahan pertaniannya. APH digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan menekan hama serta penyakit tanaman. Untuk menyebarluaskan dan meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya petani, pemerintah memberikan program P4HT (pemberdayaan petani dalam pemasyarakatan pengendalian hama terpadu) di Subak Babakan Bila dan Subak Lanyahan Bontihing. Untuk mendukung kegiatan tersebut dari Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menugaskan dua petugas POPT dari Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Sukasada untuk mengikuti bimbingan teknis pengembangan agen hayati yang diselenggarakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI di Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan Bantul. Kegiatan Bimtek tersebut berlangsung dari tanggal 20 Maret sampai 26 Maret 2022.
Kegiatan pelatihan meliputi Pengembangan APH Parasitoid, Eksplorasi, identifikasi hingga perbanyakan APH, pembuatan Pestisida Nabati dan pengendalian hama tikus pada sawah. Diharapkan bimtek tersebut dapat mendukung keberhasilan kegiatan P4HT di Kabupaten Buleleng.