(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

KOORDINASI dan KONSULTASI PENYULUH di BPP BULELENG

Admin distan | 25 Januari 2022 | 121 kali

Selasa 25 Januari 2022 berlangsung koordinasi antar PPL di BPP Buleleng terkait program baik yang sedang berlangsung atau yang akan berlangsung. Dalam Koordinasi tersebut ada beberapa informasi terkait tentang Kegiatan SL (Sekolah Lapang) Penggunaan Alsintan yang akan datang. Dalam hal tersebut disampaikan beberapa informasi oleh Bapak Nyoman Gede Pawitra selaku PPL Senior terhadap I Gede Jaya Mahendra (PPL Wilbin Banyuning) yaitu terkait tata cara penggunaan alsintan serta biaya pengoprasian. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya.  Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil. Pemahaman tentang transplanter sangat penting dalam pengelolaan pertanian modern.  

Dengan mengetahui bagian mesin dan cara kerja serta kinerja, pengelolanya akan dapat merencanakan dan mengatur penggunaan transplanter dengan efisien dan ekonomis. Dengan demikian akan mendukung  proses budidaya keseluruhan secara mekanis.