Ritual Mapag Toya merupakan salah satu ritual pada bidang pertanian yang dilaksanakan oleh masyarakat di Bali, dimana memiliki makna menjemput air dari sumbernya untuk dapat mengairi sawah - sawah yang akan ditanami padi. Ritual Mapag Toya dilaksanakan sebelum petani melakukan kegiatan pengolahan tanah. Pada umumnya masyarakat Hindu Bali menggelar ritual Mapag Toya dengan menghanturkan berbagai macam banten (sesajen) sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan memohon kesuburan atas tanaman padi yang dibudidaya.
Ritual Mapag Toya yang digelar di Subak Pegayaman, Desa Pegayaman pada hari Senin, 28 Maret 2022 cukup berbeda. Jika biasanya pada ritual ini krama Hindu Bali menghaturkan sesajen, krama Subak Pegayaman yang memang beragama Islam melaksanakan ritual dengan menggelar doa yang khusuk dan sangat bernuansa Islami.
Pada ritual ini dihadiri oleh Aparat Desa Pegayaman, Kelihan Subak Pegayaman, PPL Wilbin Desa Pegayaman, POPT Kecamatan Sukasada, dan krama Subak Pegayaman. Selain berdoa untuk Mapag Toya, juga dilakukan doa untuk mendoakan para leluhur yang pada jaman dahulu sudah berjuang dalam pembuatan jaringan irigasi sehingga air dapat dialiri ke sawah - sawah krama Subak Pegayaman.
Melalui ritual Mapag Toya ini diharapkan adanya kelimpahan air untuk mengairi sawah sehingga hasil pertanian melimpah, terhindar dari bencana alam banjir, longsor maupun kekeringan.