Rabu 24 Februari 2021 dilaksanakan kegiatan pengamatan OPT yang dilaksanakan di Subak Bale Bandung Desa Kayuputih, kegiatan ini dilaksanakan oleh POPT kecamatan Sukasada berserta PPL Wilbin Kecamaran Sukasada pada lahan Putu Sumardika dengan umur padi 30-44 hst dengan varietas ir-64 pada pengamatan ini ditemukan serangan hama putih palsu seluas 1.5 ha dengan intensitas 10 %. Hama putih palsu merupakan serangan hama yang gejala serangannya hampir menyerupai gejala serangan hama putih. Walaupun hama putih palsu (Cnaphalocrocis medinalis) bukan hama utama dan hama yang membahayakan bagi tanaman padi akan tetapi serangan hama putih palsu tetap akan berdampak merugikan bagi petani. Dari pengalaman maspary serangan hama putih palsu terjadi pada saat tanaman masih dalam vase vegetatif (tanaman muda) walaupun tidak menutup kemungkinan juga kadang terjadi saat tanaman sudah keluar malai. Dan biasanya menjadi serangan yang berarti bila kerusakan pada daun terjadi saat padi memasuki fase anakan maksimum dan fase pematangan mencapai > 50%.
Hama putih palsu biasanya menjadi hama penting pada tanaman padi yang dipupuk berat. Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang.
Kerusakan akibat serangan larva/ ulat hama putih palsu terlihat dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman. Larva makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Siklus hidup hama ini berkisar 30-60 hari.
Gejala Serangan:
- Daun bergulung dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15 – 20 cm.
- Dalam setiap daun terdapat lebih dari 1 garis.
- Garis-garis putih transparan tersebut sejajar dengan dengan ibu tulang daun.
- Jika terjadi serangan berat, maka setiap tanaman banyak terdapat gulungan-gulungan daun.
- Daun yang rusak berat akan mengering dan sawah yang terserang berat tampak seperti terbakar.
- Serangan akan menimbulkan kerugian besar jika daun bendera (daun yang tegak lurus ke atas) ikut rusak.