Hari Senin tanggal 14 Juni 2021, di Kelompok Tani Tunas Sembrani Desa Sekumpul Kecamatan Sawan, dilaksanakan percobaan penyulingan minyak kopi skala laboratorium untuk pengembagan pengolahan kopi sebagai bahan baku mengingat harga minyak kopi di pasaran yang mahal dengan rendemen 8-11% secara teori. Percobaan ini dilaksanakan oleh ketua kelompok tani Tunas Sembrani yang didampingi oleh Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng bersama petugas UPPT Kecamatan Sukasada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. Pada percobaan ini dengan alat yang sederhana dalam pelaksanaannya menemui beberapa kendala salah satunya adalah perlunya alat yang presisi dan keterbatasan memperoleh pelarut organik heksana dalam proses pemesanan yang sementara masih menggunakan alkohol. Dari hasil pengamatan sementara sudah dapat dilihat bahwa minyak kopi dapat dihasilkan dari ekstraksi proses pemanasan namun terkendala dalam proses pemisahan minyaknya karena tidak tersedianya pelarut organik heksana. Nantinya dengan ketersediaan heksana diharapkan dapat dibuat alat penyulingan dengan skala yang lebih besar dan ekonomis untuk mendapat nilai tambah dari pengolahan kopi.
Proses penyulingan minyak kopi secara teori secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pelarut dipanaskan untuk merefluks. Uap pelarut mengalir ke atas melalui lengan distilasi, dan membanjiri bejana yang berisi timbel berisi bahan padat. Pendingin memastikan bahwa semua uap pelarut mendingin, dan menetes balik ke dalam bejana yang berisi bahan padat. Bejana yang berisi bahan padat akan terisi secara perlahan dengan pelarut hangat. Beberapa senyawa yang diinginkan larut dalam pelarut hangat. Ketika bejana Soxhlet hampir penuh, bejana akan dikosongkan oleh sifon. Pelarut dialirkan kembali ke labu distilasi. Timbel memastikan bahwa gerakan cepat pelarut tidak membawa bahan padat ikut ke labu. Siklus ini dapat diulang berkali-kali, berjam-jam, bahkan berhari-hari. Selama masing-masing siklus, bagian senyawa yang non-volatil larut dalam pelarut. Setelah banyak siklus senyawa yang diinginkan terkonsentrasi dalam labu distilasi. Keuntungan sistem ini adalah cukup digunakan satu batch pelarut yang didaur ulang melewati sampel, tidak perlu banyak pelarut hangat, sehingga sangat efisien.
Setelah ekstraksi, pelarut dihilangkan, biasanya menggunakan evaporator putar (rotary evaporator), meninggalkan senyawa yang diekstraksi. Bagian ekstrak padatan yang tidak larut tetap berada di dalam timbel, dan biasanya dibuang dan dianggap sebagai ampas.
Kegiatan ini kita harapkan kedepannya dapat diperoleh standar pelaksanaan proses penyulingan dan penyediaan alat penyulingan dengan skala ekonomis dan memenuhi standar untuk menghasilkan minyak kopi yang berkualitas.