Pertanian merupakan pilar utama
ketahanan pangan dan ekonomi negara. memiliki peran vital dalam kehidupan
manusia, baik sebagai sumber utama pangan maupun sebagai sektor yang menyumbang
signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor nasional.
Dalam bidang pertanian terdapat
banyak komoditas salah satunya adalah komoditas hortikultura. Komoditas
hortikultura merupakan salah satu komoditas yang nilai harganya fluktuatif
sepanjang tahun. Hal ini di sebabkan dalam melakukan budidaya komoditas ini
perlu penanganan yang sangat intensif, mengingat komoditas ini mudah terserang
hama dan penyakit. Yang termasuk kedalam komoditas ini seperti sayuran,
buah-buahan, bunga atau tanaman hias dan masih banyak lagi. Salah satu
komoditas hortikultura yang sedang diminati oleh petani adalah tanaman melon.
Hal ini karena tanaman melon tidak terlalu membutuhkan banyak air dalam
budidayanya jika dibandingkan dengan padi. Sehingga pada saat musim kemarau
petani menanam melon sebagai alternatif pengganti tanaman padi. Selain itu
harga jual di pasaran untuk buah melon juga termasuk tinggi terlebih melon
dengan jenis premium dengan grade yang bagus.
Melon (Cucumis melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
menghasilkan buah, termasuk suku
labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya dimakan segar sebagai buah meja atau
diiris-iris sebagai campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah
(mesokarp), teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung
kultivarnya.
Tumbuhan ini berumah satu dengan
bunga dua tipe, yaitu bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul
biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah
bertipe pepo, bagian mesokarp menebal menjadi daging buah yang berair. Pemuliaan
diarahkan pada daging buah yang tebal, manis, serta harum
Tanaman melon akan tumbuh optimum
pada suhu 25°-30°C dan curah hujan antara 1500 – 2500 mm/tahun. Ketinggian
tempat akan berpengaruh terhadap rasa dan tekstur daging buah. Melon yang
ditanam pada dataran menengah yaitu berkisar 200-900 dpl berpengaruh positif
terhadap kualitas buah, seperti daging buah yang tebal, tekstur lebih baik,
rongga buah kecil dan rasa yang lebih manis serta harum. Musim tanam yang dianjurkan untuk penanaman
melon adalah saat awal bulan musim kemarau. Karena pada musim ini tanaman dapat
memperoleh sinar matahari secara maksimal dan untuk meminimalisir serangan
penyakit. Media tanam yang baik untuk
melon adalah tanah gembur yang mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap.. Lokasi lahan untuk tanaman melon sebaiknya
lahan yang mudah pengairannya, tidak berangin kencang, bukan daerah rawan
banjir, dan mudah dijangkau kendaraan saat panen tiba.
Pada hari Rabu, 4 Desember 2024 oleh
PP Madya, PP Ahli Muda, PMHP Ahli Muda Bidang Hortikultura dan PPL Wilbin Desa Baktisegara melaksanakan kegiatan
terkait pemantauan, pendampingan dan perkembangan tanaman melon, di lahan
milik bapak Nyoman Muda. Luas lahan yang diusahakan untuk tanaman melon
adalah seluas 50 are. Dimana yang sudah tertanam tanggal 23 Oktober 2024 seluas
25 are, varietas Madesta. Rencananya akan tanam lagi seluas 25 are pada tanggal
11 Desember 2024.
Untuk pemupukan tanaman melon
menggunakan Pupuk NPK mutiara dan pupuk DGW 16;16;16 dengan sistem kocor dengan
dosis yang berbeda setiap umur tanamnya. Direncanakan pula pada saat panen akan
dilakukan pengambilan ubinan sehingga prediksi dari produktivitas tanaman
melon bisa didapat dan bisa dilakukan
analisis terhadap usaha tani yang dilakukan.
Pemasaran selama tiga tahun
berusaha tani melon tidak ada masalah,
produk yang dihasilkan langsung diambil di lapangan oleh pengepul bapak
Yanto dari Tabanan, harganya berfluktuasi,
buah yang super Rp. 7.000,;/ kg sedangkan buah
rijek Tp. 1.500,-/kg.
Dalam proses budidaya melon ini rencananya
Bapak Nyoman Muda akan melakukan sistim tumpangsari dengan tanaman cabai besar,
hal ini sudah dilakukan setiap tahun dari tahun 2021 atau 3 tahun yang lalu, dimana
pada tahun 2023 harga melon di pasar sangat bagus yaitu Rp. 7.000,-/kg sehingga
didapat keuntungannya.
Selain itu juga, pemantauan
dilakukan di lahan Green House NIK OKOH seluas 20 are milik Ibu Nyoman Ratna
yang dikelola oleh ibu IGA Made Dasrini, dimana penanaman melon dengan cara
dibagi 4 rotasi penanaman ( dengan luas 5 are / rotasi ), artinya pengaturan
waktu tanamnya per rotasi yaitu selisih
tanam 10 sampai 15 hari. Pada rotasi 3 dan 4 ditanam varietas Sweet # 8. Pada
rotasi 3 sudah panen 3 Desember 2024 ( 60 HST ) dengan total produksi 980 kg, sementara pada rotasi 4 rencananya akan
dipanen tanggal 14 Desember 2024, sedangkan rotasi 2 ditanam varietas Sweet # 9
setelah 13 hari penanaman yang pertama, sedangkan rotasi 1 ditanam varietas
Sweet Lavender yang akan panen setelah 72 HST.
Hasil panen dalam pemasarannya
sesuai permintaan dan berdasarkan grade A, B dan C. Pemasaran selama ini tidak
ada masalah karena hasil panen langsung diambil oleh para reseller dan
dipasarkan ke wilayah Buleleng sampai ke Denpasar dan Tabanan. Karena
permintaan tinggi terkadang kekurangan produksi.
Permasalahan yang dihadapi dalam
berbudidaya melon ini adalah kutu putih, jamur dan virus yang menyebabkan
kegagalan, pengendaliannya dengan pestisida kimia.
Jam kerja untuk pengelolaan usaha
ini saat pagi mulai pukul 06.00 WITA – 10.00 WITA,
sedangkan sore hari mulai pukul
15.30 WITA – 18.30 WITA.
Selanjutnya kegiatan pemantauan dan
pendampingan dilakukan di Subak
Selonding Desa Poh Bergong Kec. Buleleng, di lahan yang membudidayakan tanaman
melon dan tanaman semangka.
Dalam kunjungan lapangan ini, Bapak Nyoman
Cikra menanam melon seluas 0,03 Ha yang ditanam pada tanggal 6 Oktober 2024 dan
saat ini sudah panen 1 kali dengan total produksi 150 kg, harga melon dipetani
Rp. 6.000,-/kg. Selain itu juga pak Nyoman Cikra menanam semangka seluas 0,27 Ha
dan sudah panen 2 kali dengan total produksi 3 ton harga dipetani Rp.6.000,-/kg
Kondisi cuaca dengan intensitas
curah hujan yang tinggi, terlihat tanaman terserang hama kutu putih dan sebagian
daun tanaman ujungnya mengering, solusi yang diberikan oleh PPL Wilbin adalah
dengan pengendalian menggunakan insektisida ramah lingkungan agar serangan tidak semakin luas.
Saat kunjungan yang dilakukan pada
petani tersebut, pembinaan difokuskan tentang bagaimana cara
mengakomodasi permasalahan teknis dan mencari solusinya sedangkan PPL wilbin
dan petani saling bertukar informasi terkait pengalaman petani serta ilmu yang
dimiliki oleh PPL Wilbin sehingga bisa saling mengisi untuk keberlanjutan usaha
tani berikutnya. Diharapkan kedepannya kegiatan dilapangan bisa semakin kreatif
dan inovatif mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu