Jumat, 27 Mei 2022 bertempat di secretariat KTT Amertha Bhwana Sari, Desa Sepang Kelod, Kec. Busungbiu, diselenggarakan kegiatan Sekolah Lapang (SL) Budidaya Ramah Lingkungan Komoditas Kopi. Sekolah Lapang kali ini sudah memasuki pertemuan keenam yang dipandu oleh PPL Desa Sepang Kelod, Koordinator BPP Busungbiu, POPT Kec. Busungbiu beserta Substansi Metode dan Informasi Bidang Penyuluhan dan dihadir oleh 25 orang petani peserta Sekolah Lapang.
Pada pertemuan kali ini dibahas tentang proses panen dan pascapanen, serta syarat mutu biji kopi yang baik. Hari ini pula, petani membawa catatan hasil produksi tahun lalu sebagai bahan untuk melakukan analisa usaha tani kopi yang dibudidayakan.
Dalam proses panen menggunakan metode panen selektif yang artinya panen dilakukan pada buah kopi sudah matang yang ditandai dengan memiliki kulit buah kopi berwarna merah penuh. Setelah panen kopi, dilanjutkan dengan proses pasca panen. Hal pertama yang dilakukan yaitu sortasi kopi atau pemisahan biji kopi yang bagus dengan yang rusak. Dalam proses ini juga sekaligus membersikan kumpulan biji kopi yang sudah dipanen dari daun dan ranting ikut tergabung saat proses panen. Kemudian biji kopi yang sudah disortasi akan mengalami proses pengupasan kulit buah untuk menghasilkan kopi Haulk Snauk, yaitu biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk dengan tampilan yang bagus. Setelah proses pengupasan kulit buah kopi, dilanjutkan dengan proses pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan lendir pada biji kopi. Proses terakhir yang dilakukan dalam proses pasca panen kopi sebelum akhirnya dijual ke pengepul, yaitu pengeringan biji kopi. Jika cuaca memungkinkan dan fasilitas memenuhi syarat, penjemuran merupakan cara pengeringan kopi yang sangat menguntungkan, baik secara teknis, ekonomis maupun mutu hasil. Penjemuran biji kopi dianggap merupakan cara yang baik untuk pengeringan biji kopi karena panas yang digunakan yang berasal dari sinar matahari bersifat stabil. Namun, lebih disarankan untuk menggabungkan dua jenis proses pengeringan, pengeringan pertama dengan menjemur biji kopi selanjutnya menggunakan pengering mekanik yang lebih terkontrol.
Diharapkan dengan diberikannya pemaparan materi, petani mendapat ilmu baru yang berguna dan menjadi acuan petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas biji kopi yang dihasilkan