(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Tentang  Inseminasi  Buatan di Kelurahan Penarukan

Admin distan | 04 Agustus 2020 | 1522 kali

Tentang  Inseminasi  Buatan di Kelurahan Penarukan

 

( Penulis : I Ketut Widnya, SP – Penyuluh Pertanian Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng-Bali )

 

Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah disetujui sebelumnya yang dibuat dari ternak jantan ke dalam pipa alat bet betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'inseminasi senjata'.

Di Bali pengenalan kawin suntik sejak tahun 1976 dengan pusat pengambilan strow atau sperma di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Pejantan yang digunakan adalah strow sapi Bali.

Di Kelompok Ternak Taman Gopala II di Kelurahan Penarukan, yang memiliki 25 orang anggota dengan jumlah 10 ekor sapi, rutin melaksanakan IB. I Ketut Widnya, SP selaku Petugas IB sekaligus PPL Wilayah Binaan di Kelurahan Penarukan seringkali mengadakan sosialisasi di Kelompok Ternak tersebut.

Tujuan dari Inseminasi Buatan adalah :

  1. Memperbaiki mutu genetika ternak
  2. Tidak memerlukan pejantan yang lebih baik untuk ketempat yang dibutuhkan
  3. Menghemat biaya
  4. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan lebih unggul dalam jangka waktu yang lebih lama
  5. Memperbaiki jumlah uang dengan cepat dan teratur
  6. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

Keuntungan Inseminasi Buatan (IB) adalah :

  1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
  2. Dapat menghemat biaya kelahiran ternak dengan baik
  3. Mencegah kawin sedarah pada sapi betina (kawin sedarah);
  4. Dengan peralatan dan teknologi yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
  5. Semen beku masih dapat digunakan untuk beberapa tahun kemudian.
  6. Menghindari ternak dari penularan penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Sedangkan Kerugian dari IB adalah :

  1. Jika diminta birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan.
  2. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), dikembalikan semen beku yang digunakan dari pejantan dengan ras / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina lahir / berkembang biak kecil.
  3. Dapat terjadi kawin sedarah (kawin sedarah) dapat menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dengan perbandingan waktu yang lama.
  4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang buruk mengenai pejantan donor tidak dapat melacak sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui uji keturunan).

Berikut akan saya sampaikan Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum dilakukan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (dicairkan) terlebih dahulu, dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan dimasukkannya ke dalam udara hangat atau gulirkan ke bawah - masukkan udara yang dikeluarkan. Suhu untuk mencairkan yang baik adalah 37’C. Jadi semen / jerami tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37’C, selama 7-18 detik. Setelah dithawing, jerami dikeluarkan dari udara kemudian dikeringkan dengan tisu. - Kemudian jerami dimasukkan ke dalam pistol, dan ujungnya dipotong dengan menggunakan gunting bersih
  2. Setelah itu Plastik selubung dimasukkan pada pistol yang sudah berisi semen beku / jerami. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat. Petugas Inseminasi Buatan (IB) pakai sarung tangan (sarung tangan) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rectum. Tangan Petugas Inseminasi Buatan (IB) memasukkan ke rektum, dapat diakses dan memegang leher rahim (servix), dikumpulkan dalam rektum lebih banyak harus dikeluarkan. Semen disuntikkan / disemprotkan pada badan uterus sesuai dengan yang dimaksud dengan 'posisi ke emp'. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah pistol dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.