Oleh Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/PP. Madya pada Distanak Kab. Buleleng
Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan dibudidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri, pack-choy, selada, dll) dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas. Keunggulan Teknik Vertikultur : (1). Hemat lahan dan air, (2). Mendukung pertanian organic, (3). Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat, (4). Umur tanaman relative pendek, (5). Pemeliharaan tanaman relative sederhana, (6). Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat. Vertikultur dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan peralatan yang ada di sekitar kita. Pemilihan wadah media sebaiknya dipilih dari bahan yang cukup kokoh dan mampu berdiri tegak.
Beberapa rancangan wadah media yang umum digunakan adalah :
(a). Kolom wadah media disusun secara vertical. Setiap wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam. (b). Kolom wadah media disusun secara horizontal. Setiap wadah dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar (pot, polybag, kresek) yang kemudian disusun dalam rak-rak kea rah vertical. (c). Wadah media gantung. Wadah media disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur tetap harus memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan), disamping itu penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll). Harus diperhatikan pula pembuatan bangunan vertikultur, penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah), pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
Sumber : http://hanidanbunga.blogspot.com, http://ruslifarm.blogspot.com
Alat dan Bahan : Paralon ukuran minimal 5 inci, sebaiknya ukuran tinggi maksimalnya 1 meter saja supaya tidak ketinggian. Kalau ketinggian, panen sayurnya bisa kesulitan, Gergaji, Meteran, Spidol atau pensil untuk menandai, Pemanas, bisa obor, tungku bakaran sampah, atau las pemanas (ga tau apa namanya, yang penting bisa menghasilkan api yang cukup besar), Pot atau baskom bekas (atau apa saja yang bisa dijadikan wadah untuk pot), Semen dan pasir, Cat. Dari bahan ini, yang perlu dibeli mungkin hanya semen, pasir dan cat, itupun secukupnya saja. Jika semua bahan sudah tersedia di rumah karena hasil sisa-sisa pembangunan, maka biaya dapat dihemat.
Cara Membuat : Buat empat titik sentral di bagian atas atau bawah lubang paralon, gunanya untuk membagi paralon menjadi empat sisi yang sama, untuk membuat lubang-lubang pada ke empat sisi tersebut, titik sentral ini akan menjadi acuan dalam menarik garis lurus untuk digergaji. Membuat Titik Sentral, dengan membuat garis atau tanda untuk lubang di dinding paralon dengan acuan titik sentral tadi. Jarak antar garis atas bawah masing-masing 20cm. Lebar garis 10cm, buat garis-garis tersebut selang-seling. Sisi yang berhadapan depan belakang posisi garis-garisnya sama. Setelah semua garis jadi, gergaji sesuai ukuran. Panaskan sisi bagian atas dari garis yang digergaji sampai agak lunak, lalu tekuk ke dalam menggunakan kain lap agar tangan tidak kepanasan. Tahan sebentar, kemudian lepaskan, dengan sendirinya paralon akan mengeras bila sudah dingin. Menyiapkan semen dan pot, vertikultur paralon sudah pasti memiliki bentuk memanjang dan penampangnya kecil. Jika tidak diberi pemberat, maka paralon akan mudah jatuh bila diterpa angin atau disentuh, apalagi kalau kita masukkan media tanam dan tanaman kita membesar nantinya. Maka untuk menghindari hal itu, di bagian bawah paralon harus kita cor alias semen di dalam pot yang ukurannya disesuaikan. Lilitkan besi tipis atau kawat yang agak tebal ke bagian bawah paralon agar cengkeramannya lebih kuat mengikat ke semen. Tegakkan paralon dan pastikan posisinya lurus di dalam pot atau baskom (tidak perlu sampai menyentuh dasar pot), lalu masukkan adukan semen tadi ke dalam pot sampai tinggi secukupnya. Siram pot dengan air sampai penuh agar dihasilkan cor yang keras. Semen yang keras ini akan menjadi pemberat bagi paralon.
Selain tanaman semusim seperti seledri, phak-choy , selada, kangkung darat, dll, pohon obat juga sangat baik untuk ditanam dalam metode ini. Tidak hanya itu, kombinasi tanaman buah dalam pot akan membuat isi dari “kebun” menjadi lebih solid. Selanjutnya mungkin tergantung pada bagaimana memperlakukan dan merawat tanaman vertikultture. Tidak mustahil bila hasilnya memuaskan sehingga bisa dijual sebagai penghasilan tambahan. Dalam pertanian keluarga, hasil panen biasanya lebih sehat dan lebih ramah lingkungan karena bebas pestisida (karena sebaiknya tidak menggunakannya).
Untuk perawatan, beberapa hal utama yang perlu Anda lakukan adalah : (1). Menyiram tanaman setiap pagi, namun jangan terlalu berlebihan. (2). Pastikan tanaman menerima sinar matahari penuh setiap hari. (3). Buang daun-daun dan cabang yang rusak secara rutin, termasuk juga rumput liar.
(4). Pupuk secara berkala (sekitar 2 minggu sekali), dianjurkan menggunakan pupuk organik/kompos.