Oleh : Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, M.Si
PP Madya pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Termasuk suku talas-talasan (Araceae) yang memiliki sosok tegak, tinggi 1 meter atau lebih dan merupakan tanaman semusim tetapi dapat tumbuh sepanjang tahun. Talas memiliki beberapa nama seperti Taro, Old cocyam, dash(e)en dan eddo (e). Di beberapa negara, talas juga memiliki nama masing-masing seperti abalong (Filipina), taioba (Brazil), arvi (India), keladi (Malaysia), saitomo (Jepang), tayoba (Spanyol) dan yu tao (China). Talas berasal dari Asia Tenggara dan menyebar ke China pada abad pertama, ke Jepang, ke Asia Tenggara lain dan ke beberapa pulau di samudra pasifik terbawa oleh migrasi penduduk. Talas memiliki sistem perakaran serabut dan pendek. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat, memiliki ukuran 30 x 15 cm dan berwarna coklat. Talas memiliki daun berbentuk perisai atau hati dengan ukuran 20-50 cm, tangkai berukuran 1m dengan warna pelepah yang bermacam-macam. Bunga jantan dan bunga betina terpisah dengan posisi bunga jantan lebih di atas. Buah bertipe buah buni dengan biji berjumlah banyak, berbentuk bulat telur, dan berukuran 2 mm. Di daerah Buleleng terdapat beberapa jenis talas seperti talas bentul (talas/keladi sangsit) dan talas ketan. Talas bentul memiliki umbi lebih besar dan panjang daripada talas ketan dengan batang yang berwarna ungu serta dapat dipanen setelah berumur 8-10 bulan. Talas ketan memiliki pelepah berwarna hijau tua kemerahan. Beberapa jenis talas yang tidak dapat dikonsumsi adalah talas sente dan talas bolang. Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Hal ini karena talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak, dan vitamin. Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, pelepah daun juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat, dan bahan pembungkus. Daun, sisa umbi, dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak baik secara langsung ataupun difermentasi terlebih dahulu.
https://www.anakagronomy.com/2017/08/sejarah-jenis-dan-manfaat-talas.html
Talas merupakan tanaman yang mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering. Di Indonesia talas juga dikembangkan di Kota Bogor dan Malang dan menghasilkan beberapa kultivar yang enak rasa umbinya. Tingkat produksi tanaman talas tergantung pada kultivar, umur tanaman dan kondisi lingkungan tempat tumbuh. Pada kondisi optimal produktivitas talas dapat memcapai 30 ton/hektar. Tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas. Dengan curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih. Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30oC dan kelembaban tinggi. Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, kaya akan bahan organik atau humus, dan dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik,andosol, tanah latosol. Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0 dan membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang di tanam. Umbi talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m dpl. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya. Pada umumnya pertanaman talas masih dijalankan secara tradisional, dimana bibit yang berupa anakan, diperoleh dari pertanaman sebelumnya. Bibit yang baik merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Anakan tersebut setelah dipisahkan dari tanaman induk, disimpan di tempat yang lembab, untuk digunakan pada musim tanam berikutnya. (1).Penanaman talas sangat mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan sederhana, dimana bibit diambil dari tunas atau umbi. Umbi diperoleh dari talas yang telah berumur 5–7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal tunas. (2).Umbi yang diiris dianginkan dulu dan waktu disemaikan lapisan bagian dalam irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm. (3).Pengaturan jarak tanam tergantung dari varietas dan ukuran tanaman. Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, dengan jarak 45 cm di dalam baris. (4).Pemindahan bibit dapat dilakukan setelah tunas diperoleh dari talas yang telah berumur 5–7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. (5).Kalau bibit dari umbi, yaitu setelah umbi berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm. Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanahnya harus gembur dan lepas. (6).Cara pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pengolahan tanah setelah tanaman padi dan setelah tanaman sayuran. Pengolahan tanah setelah tanam padi mulai dengan pembabatan jerami. Jerami tersebut kemudian ditumpuk kemudian di bakar. (7).Tanah dibiarkan beberapa hari, baru kemudian dicangkul, dihaluskan dan dibuat bedeng-bedengan danpemupukan dasar. Pengolahan tanah jika talas di tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan dengan menyiangi gulma, mencangkul, membuat bedengan dan pemupukan dasar. (8).Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan lahan dengan jarak 45 cm atau berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau kombinasi yang lain. (9).Talas dapat tahan terhadap tanah basah tetapi tidak mendapatkan hasil tinggi, tanah harus gembur dan lepas. Tanah yang bergambut sangat baik, tetapi harus harus diberi 1 ton/ha kapur bila pH nya di bawah 5,0. (10).Pemupukan talas dapat dilakukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan seperti urea, TSP dan KCl atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak banyak, cukup 2 sendok saja (untuk pupuk buatan) dan dua genggaman untuk pupuk kandang untuk satu tanaman. Setelah di pupuk, di atasnya kemudian ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami. (11). Jika pemilihan jarak tanam talas adalah 75 x 75 cm dan dalam 30 cm atau 70 x 70 cm atau 50 x 70 cm. Keragaman jarak tanam ini biasanya disesuaikan dengan kondisi tanah dan keadaan musim. Penanaman di lahan sawah cenderung menggunakan jarak tanam yang lebih rapat dari musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim panas penyinaran cahaya matahari dapat berlangsung sepanjang hari sehingga dengan jarak tanam yang rapat pun kelembaban udara di sekitar tanaman tetap optimum. Jika pada musim hujan digunakan jarak tanam yang rapat maka tanaman akan kurang menyerap sinar matahari dan kelembaban di sekitar tanaman menjadi tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko serangan penyakit. Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila curah hujan merata sepanjang tahun. Cara penanaman bibit talas, yaitu meletakkan bibit talas tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira-kira 7 cm, sehingga lubang tanam tidak seluruhnya tertutup oleh tanah. (12).Penyiangan biasanya dilakuakn pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman. Pembubunan perlu dilakukan untuk menutup pangkal batang dan akarakar bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. (13).Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. (14).Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan. (15).Contoh serangan serangga aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) Baik nimfa maupun dewasa yang bersayap dan tidak bersayap mengisap cairan daun. Gejala: daun menjadi agak keriting. Aphis mengeluarkan cairan madu, yang dapat menarik semut. Selain talas hama ini juga menyerang melon, timun, labu-labuan serta kapas. Pengendalian: dengan insektisida pada tanaman talas dinilai kurang ekonomis, kecuali apabila tingkat serangan sangat tinggi pada tanaman muda. Insektisida yang digunakan adalah carbaryl, diazinon dimetoat dan malation cukup efektif untuk mengendalikan hama tersebut. Masa panen talas perlu mendapat perhatian yang cermat sebab waktu panen yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil. Panen yang terlalu cepat akan menghasilkan talas yang tidak kenyal dan pulen, sebaliknya jika panen terlambat akan menghasilkan umbi talas yang terlalu keras dan liat. Talas pada lahan sawah dirotasikan dengan tanaman padi dan jenis sayuran lainnya. Tanaman padi ditanam satu atau dua kali pada saat musim hujan yaitu sekitar bulan September sampai Januari. Pada musim kemarau (bulan Februari sampai Mei) lahan sawah dapat ditanami sayuran, palawija kemudian talas sampai bulan Desember atau Januari.
https://bel-aja.blogspot.com/2013/04/cara-budidaya-talas-makalah-budidaya.html