(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pertumbuhan Tanaman Padi

Admin distan | 12 April 2019 | 44519 kali

Pertumbuhan Tanaman Padi

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman padi adalah pemeliharaan (teknik budidaya). Buat petani, cara bercocok tanam bukan hal yang sulit, namun untuk memelihara tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya baik tidaklah gampang. Bisa jadi pengalaman dari kebiasaan usaha tani adalah kunci keberhasilan untuk memperoleh produktivitas tanaman yang tinggi. Meski demikian, buat kita yang masih baru menekuni dunia pertanian tentu tak berharap harus melewati waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan guru yang terbaik (pengalaman) itu.

Ada pendekatan yang cukup efektif untuk menentukan tindakan budidaya yang tepat yaitu dengan memahami fase pertumbuhan tanaman padi, sedari penyemaian benih hingga panen. Setiap fase pertumbuhan mempunyai kekhasan yang dengannya kita bisa mengetahui saat-saat penting (kritis) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, memahami kebutuhan tanaman ketika itu dan tindakan perlindungan sehingga setiap fase bisa berlangsung dengan baik.

 

Fase-fase pertumbuhan tanaman padi berikut disajikan berdasarkan informasi/data dan karakteristik IR64, varietas unggul berdaya hasil tinggi, semidwarf (tinggi sedang), namun secara umum berlaku juga untuk varietas lainnya. Secara garis besar, fase pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni fase vegetatif dan fase generatif, namun ada yang membagi lagi fase generatifnya menjadi fase reproduktif dan pematangan. Di daerah tropis, fase reproduktif berlangsung lebih kurang 35 hari , sedangkan fase pematangannya sekitar 30 hari. Perbedaan umur tanaman ditentukan oleh perbedaan panjang fase vegetatif. Sebagai contoh, IR64 yang matang dalam 120 hari mempunyai fase vegetatif 55 hari, sedangkan varietas berumur dalam yang matang dalam 150 hari fase vegetatifnya 85 hari.

 

Fase Vegetatif Tanaman Padi

 

Fase vegetatif adalah awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih sampai primordia bunga (pembentukan malai).

 

 

  • Tahap Perkecambahan benih (germination)

Pada fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan (karena perbedaan kadar air antara benih dan lingkungan), masa dormansi akan pecah ditandai dengan kemunculan radicula dan plumule. Faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih adalah kelembaban, cahaya dan suhu. Petani biasanya melakukan perendaman benih selama 24 jam kemudian diperam 24 jam lagi. Tahan perkecambahan benih berakhir sampai daun pertama muncul dan ini berlangsung 3-5 hari.

  • Tahap Pertunasan (seedling stage)

Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga menjelang anakan pertama muncul. Umumnya petani melewatkan tahap pertumbuhan ini di persemaian. Pada awal di persemaian, mulai muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder (adventitious) membentuk sistem perakaran serabut permanen dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara. Di sisi lain tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan sampai terbentuknya 5 daun sempurna yang menandai akhir fase ini. Dengan demikian pada umur 15 – 20 hari setelah sebar, bibit telah mempunyai 5 daun dan sistem perakaran yang berkembang dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap dipindahtanamkan.

  • Tahap Pembentukan anakan (tillering stage)

Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Bibit ini menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder, demikian seterusnya hingga anakan maksimal.

Pada fase ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4 cm sebelum pembentukan malai. Sementara tanaman muda (tepi) terkadang masih membentuk anakan baru, sehingga terlihat perkembangan kanopi sangat cepat. Secara umum, fase pembentukan anakan berlangsung selama kurang lebih 30 hari. Pada tanaman yang menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung) periode fase ini mungkin tidak sampai 30 hari karena bibit tidak mengalami stagnasi seperti halnya tanaman sistem tapin yang beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya sesaat setelah pindah tanam.

Penggunaan pupuk nitrogen (urea) berlebihan atau waktu aplikasi pemupukan susulan yang terlambat memicu pembentukan anakan lebih lama (lewat 30 hst), namun biasanya anakan yang terbentuk tidak produktif. Benih biasanya dikecambahkan melalui perendaman selama 24 jam. Setelah perkecambahan bakal akar dan tunas yang menonjol keluar menembus kulit gabah. Pada hari ke 2 atau ke 3 setelah benih disebar di persemaian, daun pertama menembus keluar. Akhir tahap ini mempelihatkan daun pertama yang muncul masih melengkung dan bakal akar memanjang.

Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah sampai dengan sebelum anakan pertama muncul. Selama tahap ini, tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang selama tahap awal pertumbuhan. Bibit umur 18 hari, bibit mempunyai 5 daun dan sistem perakaran yang berkembang dengan cepat. 

Pembentukan Anakan Tahap ini berlangsung sejak muncul anakan pertama sampai pembentukan anakan maksimum tercapai. Tanaman memanjang dan aktif membentuk anakan. Pada tahap ini, anakan terus bertambah sampai pada titik dimana sukar dipisahkan dari batang  pemanjangan batang. 

Pemanjangan Batang Tahapan ini terjadi sebelum pembentukan malai atau terjadi pada tahap akhir pembentukan anakan. Anakan terus meningkat dalam jumlah dan tingginya. Hal ini diikuti oleh memanjangnya batang atau ruas batang, dan akhirnya sampai ke tahap pembentukan Malai. 

 

SUMBER :

Armansyah, Sutoyo, Dan Angraini. R. 2009. Pengaruh Periode Pengenangan Air Terhadap Pembentukan Jumlah Anakan Pada Tanaman Padi (Oryza Satifa) Dengan Metode Sri (The System Of Rice Intensification). Laporan Penelitian Dosen Muda. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Diakses tanggal 11 April 2019.

 

Ajim Nanang. 2015. Daur Hidup Tanaman Padi. http://www.mikirbae.com/2015/05/daur-hidup-tanaman-padi.html. Diakses tanggal 11 April 2019.

 

Gigih Bertani. 2011. Fase / Stadia Pertumbuhan Tanaman Padi. http://pejuang-pangan.blogspot.co.id/2011/07/fase-stadia-pertumbuhan-tanaman-padi.html. Diakses tanggal 11 April 2019.

 

Lestari Ayu. 2012. Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Padi (Oryza Sativa L.) Dengan Metode Sri (The System Of Rice Intensification) Di Kota Solok. Http://Repository.Unand.Ac.Id/20150/2/Jurnal%20ayu.Pdf. Diakses 11 April 2019.

 

Nugroho Muhammad Fawzul Alif. 2015. Fase Pertumbuhan Vegetatif. http://zero-zeos.blogspot.co.id/2015/01/dasar-dasar-agronomi-fase-pertumbuhan.html. Diakses tanggal 11 April 2019.