(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DI KEC.KUBUTAMBAHAN KAB.BULELENG BERHASIL MELAKSANAKAN DEMPLOT CABE BESAR DIMUSIM HUJAN

Admin distan | 03 Februari 2020 | 818 kali

PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DI KEC.KUBUTAMBAHAN KAB.BULELENG BERHASIL MELAKSANAKAN DEMPLOT CABE BESAR DIMUSIM HUJAN

 

(Oleh : I Made Carma/Koordinator BPP Kubutambahan)

 

 

Perubahan iklim sudah bukan saja menjadi isu semata, akan tetapi sudah menjadi kenyataan baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Seperti kemarau yang semakin panjang ataupun musim hujan semakin tak menentu dengan curah hujan yang tinggi atau curah hujan dibawah normal. Demikian pula halnya dengan keadaan  di Kecamatan Kubutambahan Kab.Buleleng - Bali, pada sepuluh tahun belakang sampai awal tahun 2020 telah terjadi perubahan iklim yang sangat dirasakan oleh para petani maupun masyarakat lainnya. Dampak perubahan iklim seperti peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan dan peningkatan prekwensi terjadinya iklim ekstrim seperti kemarau panjang dan curah hujan dibawah normal sangat menganggu sistem budidaya pertanian. Kecamatan Kubutambahan Kab.Buleleng berada pada ketinggian 1  – 1.799 m dpl dengan luas wilayah  11.824      ha yang terbagi dalam 13 desa merupakan wilayah potensi untuk tanaman Cabe baik cabe rawit maupun cabe besar.  Produksi Cabe dari tahun 2011 sampai tahun 2017 secara umum mengalami peningkatan yang cukup , namun sejak Tahun 2018 mengalami penurunan yang sangat menjolok sebagai akibat dari hama penyakit dan perubahan iklim dimana telah terjadi perubahan pola hujan,lebih panjang musim penghujan dan lebih pendek musim kemarau atau sebaliknya lebih pendek musim hujan dan lebih panjang musim kemarau. Carut marutnya musim dan cuaca telah mengakibatkan pada peningkatan eksalasi Organisme Pengganggu Tanaman pada Cabe. Organisme Pengganggu Tanaman pada Cabe yang paling dominan di Kec. Kubutambahan dalam 2 (dua) tahun terakhir ini adalah penyakit Virus Kuning (Gemini),busuk buah dan penyakit Layu. Sedangkan hama utama adalah : Thrip,lalat buah dan kutu putih. Secara umum tanaman Cabe diusahakan oleh petani kecil yang marjinal, sehingga perubahan iklim dapat memicu terjadinya kemiskinan sebagai akibat dari menurunnya produksi pertanian,yang berdampak pada mahalnya harga cabe di pasaran dan secara nasional dapat mempengaruhi Inflasi.

            Untuk mengatasi hal tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng melalui sumber dana Dekon Tahun 2019 telah  mengalokasikan dana Demplot Cabe Besar seluas 1 ha yang dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian Swadaya ( Wayan Renasih ) di Desa Tambakan tepatnya di Kelompoktani Lembu Nadi. Dalam pelaksanaan demplot tersebut didampingi/dikawal pula oleh PPL Wilbin Desa Tambakan (I Wayan Terusana,SP) dan Koordinator Petugas Pertanian BPP Kubutambahan . Teknologi yang diusung dalam budidaya Cabe besar dimusim penghujan tersebut adalah: Waktu Tanam ,Kipaitan dan Naphtaline. Sedangkan teknologi olah tanah,penggunaan mulsa tetap sama kecuali dosis pupuk ZA dikurangi 20% dan NPK dikurangi 20% dari  biasanya .

  1. Waktu Tanam

Waktu Tanam Tgl.30 Agustus 2019, sehingga panen optimalnya jatuh pada bulan Januari. Pada periode bulan Januari-Maret secara umum harga Cabe di Indonesia cukup menguntungkan/mahal. Hal ini disebabkan karena Cabe yang di budidayakan pada lahan kering baru mulai ditanam atau belum berproduksi. Sedangkan tanaman Cabe di lahan sawah secara umum sudah dibongkar untuk ditanami padi pada MT I . Dengan demikian produksi Cabe pada bulan Januari-Maret relatip sedikit, pasokan Cab eke pasar berkurang yang akan berpengaruh pada harga menjadi lebih mahal (hukum penawaran-permintaan).

  1. Kipahitan (Tithoana diversifolia)

Kipahitan adalah tanaman semak yang tumbuh liar dengan warna bunga kuning sudah tidak asing lagi bagi petani dan dapat digunakan sebagai pestisida Nabati. Daun Kipahit dibuat pestisida nabati dengan cara sbb :

  • 4 kg daun kipahit ,3 kg sereh wangi dan 3 kg lengkuas dicingcang dan ditumbuk kemudian diisi 10 liter air dan didiamkan selama minimal 24 jam.Selanjutnya disaring dan di tambahkan air 10 liter diaduk sampai merata.
  • Cara aplikasi yaitu ambil larutan tersebut sebanyak 0,5 liter dan dicampur air sebanyak 14,5 liter dan perekat seperti : aximax,agristic,besmor dll dengan dosis 1 ml/l air. Larutan siap disemprotkan pada tanaman Cabe,penyemprotan dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari. Ada 3 keuntungan penggunaan pestisida Nabati dari Kipahitan tersebut yaitu :
  1. Dapat mengendalikan beberapa hama seperti thrips, kutu putih (sebagai carier virus kuning/virus Gemini),lalat penggorok daun, ulat tentara.
  2. Dapat mengendalikan beberapa penyakit yang disebabkan oleh cendawan/jamur (Alternaria sp)
  3. Dapat sebagai pupuk organik memberikan tambahan Nitrogen bagi tanaman,dan sedikit unsur P serta K untuk tanaman.

(Sumber :Setiati,R.Murtiningsih,N.Gunaeni,dan T.Rubiati.2008).

  • Naphtaline (Kapur Barus)

Napthaline dipasaran terkenal dengan nama Kapur Barus,Kapur Barus tidak asing lagi bagi ibu-ibu untuk di taruh di lemari/rak pakaian agar pakaian tidak dimakan rengat. Namun bagi tanaman Napthaline (Kapur Barus) dapat digunakan untuk mengusir lalat buah pada tanaman Cabe. Penggunaan Naphtaline/kapur barus sebagai solusi untuk pertanian ramah lingkungan. Lalat buah merupakan hama buah Cabe yang sangat merugikan petani terutama pada musim hujan.Serangan lalat buah pada musim hujan dapat menurunkan produksi buah Cabe sampe 75%. Penggunaan Naphtaline (Kapur Barus) pada demplot Cabe besar di musim hujan yang dilaksanakan Penyuluh Pertanian Swadaya di poktan Lembu Nadi ternyata telah berhasil mengendalikan lalat buah.

Dengan menggunakan teknologi tersebut diatas Demplot Cabe Besar varietas Pilar produksinya mencapai 90,9 kwintal/ha dengan harga yang cukup menguntungkan (harga rata-rata Rp.27.500/kg). Sedangkan produksi sebelumnya hanya 83,7 kwintal/ha dengan harga rata-rata Rp.11.450/kg . Demikian semoga dikemudian hari petani dapat menerapkan teknologi budidaya cabe dimusim penghujan sehingga produksi Cabe koninu setiap musim.

 

Download disini