(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYEBAB HAMA MENINGKAT SETELAH PENGGUNAAN PESTISIDA

Admin distan | 24 Februari 2020 | 57377 kali

Oleh : Komang Riska Wardani BPP Sukasada

Salah satu masalah terbesar dalam budidaya pertanian adalah hama. Biasanya, petani menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama tersebut. Tujuan utamanya memang untuk mengendalikan hama, akan tetapi pada kenyataannya, penggunaan pestisida justru malah meningkatkan populasi hama.

Hal ini dapat terjadi apabila pengaplikasian pestisida pada tanaman dilakukan secara tidak tepat dan tidak bijaksana. Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa penggunaan pestisida yang sudah di luar batas anjuran atau berlebihan justru akan memicu kekebalan pada hama tanaman
Berikut ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan populasi hama setelah penggunaan pestisida pada tanaman.

-Ketahanan hama terhadap pestisida.
Karena merasa hama yang dikendalikannya tidak kunjung mati atau berkurang, maka petani dengan instingnya terdorong untuk semakin sering melakukan penyemprotan pestisida, bahkan menambah dosisnya. Padahal, penggunaan pestisida yang berlebihan ini dapat kembali meningkatkan peningkatan populasi hama.

Perlu diketahui bahwa, dari banyaknya populasi hama yang ada, biasanya terdapat individu hama yang memiliki sifat genetik tahan terhadap jenis pestisida tertentu. Individu-individu yang tahan terhadap pestisida tersebut akan berkembang biak menjadi populasi hama. Hal ini sering dikenal dengan istilah resistensi, yaitu kondisi dimana terdapat populasi hama yang tidak dapat dikendalikan oleh pestisida.
-Resurgensi hama
Resurgensi merupakan suatu kondisi dimana, pestisida sebagai racun yang berspektrum luas, selain dapat membunuh hama ternyata juga dapat membunuh musuh alami hama, seperti polinator, burung, ikan, dan musuh alami lainnya.

Selain karena matinya musuh alami hama, resurgensi hama juga dapat disebabkan oleh jenis-jenis pestisida tertentu yang justru dapat memacu peningkatan telur serangga hama. Hal ini telah dibuktikan oleh International Rice Research Institute terhadap hama wereng coklat (Nilaparvata lugens).
Timbulnya hama sekunder
Melalui penggunaan pestisida, petani mungkin merasakan populasi hama semakin berkurang. Namun di balik itu, ada hal lain yang menjadi masalah yakni munculnya hama baru yang sebelumnya tidak menjadi masalah setelah populasi hama lama terkendali.

Jenis hama tertentu dapat dikendalikan oleh musuh alami. Namun, setelah penerapan pestisida pada tanaman pertanian, musuh alami hama justru mati sehingga muncullah hama-hama baru yang tidak terkendali.
-Pestisida mengalir ke perairan
Sisa pemakaian pestisida dapat merusak ekosistem air yang berada di sekitar lahan pertanian. Hal ini disebabkan oleh pestisida yang membuat air tercemar. Air yang telah tercemar kemudian menyebar dan menyuburkan ganggang di daerah perairan, biasanya sungai dan irigasi.

Karena ganggang-ganggang tersebut tumbuh subur, maka cahaya matahari sulit masuk ke dasar air dan mengakibatkan hewan-hewan dan fitoplankton tidak mendapatkan cahaya. Jika fitoplankton tidak mendapatkan cahaya, maka ia akan mati karena tidak akan dapat berfotosintesis.
Sebenarnya ada cara yang lebih efektif dan murah yang dapat dilakukan oleh petani untuk mengendalikan hama tanaman tersebut, seperti halnya dengan melakukan pengendalian hama terpadu, penggunaan agen hayati seperti tricoderma, fusarium nonpathogenic, pengambilan kelompok telur dan dikombinasikan dengan penggunaan bibit, serta pengelolaan lahan yang sehat....>>>