Sebagai penyakit terpenting yang menyerang cabai di Indonesia ini distimulasikan oleh kondisi lembab pada daerah pertanaman. Selain itu pemilihan bibit yang kurang baik juga dapat menimbulkan kerugian akibat serangan penyakit pada cabai.
Hal ini yang mendasari pengamatan kali ini. Selasa, 07 Mei 2019 dilaksanakan pengamatan kejadian penyakit pada tanaman cabai milik salah satu petani di kelompok tani ternak kerta bumi Desa Penuktukan, Kec. Tejakula Kab Buleleng, Bali. Pengamatan yang dilakukan oleh POPT Kec. Tejakula menemukan beberapa gejala penyakit yaitu, daun menguning buah mengkerut dan busuk.
Berdasarkan gejala dilapangan dan referensi bacaan, dapat dikatakan bahwa serangan atau kejadian penyakit yang diamati adalah penyakit antraknosa.
Antraknosa disebabkan oleh jamur dari genusColletotrichum sp. yang merupakan kelompok yang umum dari patogen tanaman.
Serangan penyakit antraknosa diamati pada buah muda maupun yang sudah masak di lapangan yaitu :
1. Gejala segera nampak berupa titik gelap, sedikit cekung dan bergaris tengah 1 mm.
2. Bercak yang timbul akan segera berkembang hingga mencapai seluruh permukaan buah.
Pada dasarnya Patogen dapat masuk menginfeksi buah melalui luka maupun secara langsung. Sedangkan keadaan yang basah dan adanya air hujan sangat berperanan dalam penyebaran spora dari satu tanaman ke tanaman lain atau dalam kata lain keadaan yang lembab.
Kejadiaan serangan penyakit antraknosa milik petani ini persentasenya sedang, dengan luas serangan mencapai 50 are, intensitas serangan 50% dan luas waspada 1 Ha.
Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil pengamatan yaitu,
1. Sanitasi lingkungan dengan cara pemangkasan dan pencabutan pada tanaman terserang lalu membakarnya, hal ini guna menekan penyebaran spora patogen ke tanaman yang sehat.
2. Pemberian agensia hayati tricoderma guna menekan perkembangan jamur yang ada di tanah.
Edukasi maupun penyuluhan terus dilakukan guna mensosialisasikan dampak dan kerugian yang yang ditimbulkan dari penyakit ini. Dengan beberapa rekomendasi yang diberikan, diharapkan mampu menekan keberadaan penyakit antraknosa pada cabai sehingga tidak menimbulkan kerugian yang sangat berarti.
( I Kade Purnawirawan Putra_POPT Kec. Tejakula )