PENTINGNYA PENGAMATAN RUTIN GUNA MENCEGAH SERANGAN OPT
PADA TANAMAN PADI
enulis: I Putu Sila Kencana (Penyuluh Pertanian BPP Banjar, Buleleng - Bali)
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dibudidayakan oleh sebagian besar masyakarat di Indonesia dengan mengonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan makanan pokok ini terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga memunculkan kekhawatiran akan terjadinya keadaan krisis pangan di masa akan datang. Sebagian besar petani melakukan penanaman padi tidak lagi dua kali dalam setahun, tetapi dilakukan tiga kali sepanjang tahun. Salah satunya usaha peningkatan produksi beras yang sering mengalami kendala, perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi keberadaan dan besarnya tingkat serangan hama dan penyakit tumbuhan (HPT) padi, dimana HPT cenderung berkembang pesat di lokasi dengan kondisi perubahan iklim yang ekstrim.
Dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi tanaman, dan pelestarian lingkungan maka diperlukan suatu tehnik pengendalian OPT yang tepat dan fokus pada prinsip bahwa sistem pengendalian dapat dilakukan secara cepat, tepat, efektif dan efisien serta berwawasan lingkungan dengan melakukan pengamatan secara rutin.
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Sedangkan Musuh alami adalah suatu mahluk hidup (Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT). Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT, banjir dan kekeringan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (varietas, umur tanaman, musuh alami, curah hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi matahari). Pengamatan rutin merupakan pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, serta perbandingan jumlah OPT dan musuh alami dilahan pertanaman tersebut.
Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan rutin dapat membantu meminimalisir terjadinya serangan hama dan juga penyakit. Setidaknya, dengan kita melakukan pengamatan secara rutin kita bisa mengetahui lebih awal populasi hama atau gejala penyakit pada tanaman padi dan bisa langsung dilakukan pengendalian sedini mungkin sebelum terlambat. Pengamatan terhadap hama dan penyakit yang harus diperhatikan adalah jumlah populasi, gejala serangan, gejala serangan hama penyakit dapat diketahui dengan gejala serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu pengamatan dapat dilakukan sedini mungkin guna mengendalikan serangan hama penyakit. Pengamatan sendiri dapat dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman menjelang panen.
Dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal OPT, baik itu intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah. Populasi serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan populasi OPT penting dilakukan untuk menduga tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan jenis hama dan tanaman.
Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi.
Populasi mutlak adalah jumlah populasi hama hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan luas, unit habitat yang berupa tanaman, kelompok tanaman ataupun bagian tanaman, misalnya 10 ekor/rumpun. Populasi relatif adalah hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan usaha, misalnya oleh penggunaan jaring serangga dan penggunaan berbagai jenis perangkap, misalnya 25 ekor/10 kali ayunan jaring. Indeks populasi adalah pengamatan yang dilakukan tidak langsung pada individu hamanya, tetapi kepada hasil kegiatan yang dilakukan oleh hama tersebut, misalnya gejala kerusakan dan sarang yang dibuat oleh hama.
Hasil pengamatan kemudian dianalisis, dan jika ditemukan bahwa populasi organisme pengganggu di atas Ambang Ekonomi (AE), maka dapat melakukan pengendalian dengan tetap memperhatikan prinsif PHT segingga mampu menurunkan populasi dengan cepat.
Download disini