(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO ( PBK )

Admin distan | 17 April 2020 | 6366 kali

 

ditulis Oleh : Ketut Sumantia PP Madya Dinas Pertanian Bidang Perkebunan

 

Hama penggerek buah kakao yang disebabkan oleh sejenis ngengat Conomorpha cramella Snellen. Hama ini merupakan hama yang sangat berbahaya pada komoditas kakao khususnya di Buleleng dan Bali pada umumnya. Akibat serangan hama ini bisa menimbulkan kerugian yang sangat fatal, produksinya bisa turun sampai mencapai 50%, bahkan mutu kakao yang dihasilkan sangat jelek, sehingga  hasil ataupun pendapatan yang diperoleh semakin sedikit. Luas tanaman kakao di kab.Buleleng sampai akhir tahun 2018 mencapai 1264,93 ha, dengan tingkat produksi mencapai 618,03 ton, provitasnya 528,76 kg/ha, produksi kakao Buleleng menurun dari tahun sebelumnya, ini akibat adanya serangan PBK. Serangan Penggerek Buah Kakao mencapai 35 %.

Melihat dari produksi yang didapat untuk di kabupaten buleleng masih jauh dari rata-rata produksi nasional ( 1.000 kg/ ha).

Atas dasar itulah PP.Kabupaten memberikan sosialisasi tehnik penanggulangan PBK di kelompok tani batu ngadeg,Tajun,tanggal 17/4/2020.
sehingga produksi kakao bisa diperbaiki.

Gejala serangan. Hama PBK menyerang buah muda sampai buah tua. Buah muda yang terserang tampak belang berwarna hijau kekuningan. Buah yang terserang bila dibelah tanpak nekrosis ( coklat) pada bagian daging buah dan plasenta, biji lengket dan tidak berisi,banyak hampa. Biji kakao yang demikian sulit difermentasi.

Strategi pengendalian.
a.Gerakan serentak pengendalian.Untuk mencapai hasil pengendalian hama PBK harus dilakukan secara serentak.Pada bulan Januari - April. gerakan serentak ini dimaksudkan melakukan pengendalian dengan STR, PM, PP, SSS.
b.Pelaksanan STR, PM.
   Sarungisasi-Traping buah-Rampasan buah terserang. Sarungisasi dengan plastik kantong dilakukan saat buah baru mencapai panjang 8-10 cm. Ukuran plastik panjang 25 cm dan lebar 15 cm.pemasangannya dibantu dengan bambu dan kait pendorong karet.
    Traping/umpan buah dilakukan setelah buah berumur 1-3 bulan ,lalu dilakukan rampasan.
    Rampasan buah, dilakukan serentak pada bualn Desember,Januari,Febroari.
    Panen Mingguan, dengan jalan memanen buah seminggu sekali,dengan tujuan memutus siklus hama.
    (PP) Pemangkasan dan pemupukan bila diterapkan akan membantu untuk jangka panjang dalam pengendalian hama PBK, jika pohon dipangkas kurang dari 3 m, akan memudahkan untuk sarungisasi, serta untuk sirkulasi udara dan sinar matahari masuk kekebun, yang kurang disenangi oleh hama PBK.
    Pelaksanaan(SSS) Sanitasi kebun, jaga kebersihan kebun, daun serasah dibakar, hama pbk tidak menyukai asap.
    Semut hitam dan semut merah,merupakan musuh alami hama PBK, pasanglah semut dicabang pohon dengan lipatan daun kelapa.
    Sambung samping, berguna untuk meremajakan pohon dan memprertinggi produksi kakai.


     Lanjut dijelaskan pula penanggulangan dengan menggunakan sexperomon. Sexperomon adalah semacam perangkap yang didalamnya dipasang sperma hama pbk,dengan tujuan hama jantan akan masuk ke dalam perangkap,dan mati, sehingga tidak ada lagi hama pejantan yang mengawini hama PBK betina.


    Dari hasil yang telah menggunakan sexperomon dalam 1 ha kebun kakao,dengan jumlah 8 perngkap sexperomon, mampu menekan serangan hama PBK.


    Analisa yang didapat:


Biaya yang dikeluarkan : 8 sexp x Rp65.000 = Rp.520.000 dikali 3 pasang sexp = Rp.1.560.000,-


Biaya panen, selama 6 bulan mencapai Rp. 3.000.000.

Biaya penjemuran dan pemupukan, pemangkasan. Rp.3.401.000,-
   Dengan penggunaan sexperomon,produksi yang didapat mencapai 703 kg kakao kering,dengan harga per kg mencapai Rp.27.000.

Nilai jual yang didapat.Rp.18.981.000,-
Keuntungan yang diperoleh mencapai Rp.18.981.000- Rp.7.961.000 = Rp.11.020.000,-.


     Demikian yang disampaikan kepada petani kakao yang ada di kelompok tani Batu ngadeg, dengan harapan mau meningkatkan produksinya melalui penggunaan sexperomon...