(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pengamatan Penyakit Embun Tepung pada Tanaman Jeruk di Tejakula

Admin distan | 20 Mei 2019 | 2903 kali

     Salah satu varietas jeruk yang ternama di Bali adalah varietas jeruk Keprok Tejakula yang berasal dari Kec. Tejakula. Akan tetapi, setelah wabah penyakit CVPD pada tahun 1980an. Keberadaan jeruk keprok Tejakula ini sudah berkurang, sehingga Pemerintah Kabupaten Buleleng dibawah Dinas Pertanian Kab. Buleleng giat melaksanakan sosialisasi maupun kegiatan pengembangan kembali Jeruk Keprok Tejakula yang sempat "booming" pada masanya. Namun setelah beberapa kunjungan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian di Wilayah Kec. Tejakula, ada beberapa "sisa" tanaman jeruk keprok Tejakula yang masih berproduksi, salah satunya jeruk milih Pak Nyoman Tadi di Desa Penuktukan Kec. Tejakula. Tanaman jeruk yang dimilikinya sudah berumur 9tahun dan sudah beberapa kali berbuah.

     Pada dasarnya hambatan yang membuat petani takut mengembangkan tanaman jeruk adalah terserangnya hama dan penyakit. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh POPT/Pengamat hama dan penyakit wil. Kec. Tejakula yang dilakukan pada hari Senin, 20 Mei 2019 di lahan milik pak Nyoman Tadi Desa Penuktukan, ditemukan kendala penyakit yang menyerang. Berdasarkan hasil gejala yang ditemukan dan referensi, bahwasannya penyakit yang menyerang pertanaman jeruk milik petani yaitu penyakit embun tepung.

     Gejala yang ditemukan yaitu lapisan tepung putih pada bagian daun serta buah muda.
Menurut Litbang Pertanian (2016), Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan. Fase kritis serangan adalah periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh, buah muda yang terserang mudah gugur. Kumpulan tepung putih pada daun, tunas dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun jeruk. Serangan patogen jamur ini lebih dikenal dengan nama penyakit embun tepung. Serangan pada daun menyebabkan daun abnormal dan mengalami malformasi yang biasanya bersifat permanen tidak dapat tumbuh lagi. Penyakit akan terjadi apabila varietas yang ditanam rentan, ditemukan sumber patogen di sekitar kebun dan terjadi pada pada musim kemarau yang lembab. Suhu tinggi beberapa jam yang kemudian terjadi hujan, akan memicu perkecambahan konidia jamur yang berada diatas permukaan daun.

     Intensitas serangan yang dijumpai berkisar 40% dengan luas waspada 100 pohon. Hal inilah yang patut diwaspadai petani agar pertanaman jeruk yang dimiliki tidak mati atau tidak menghasilkan.
Rekomendasi yang diberikan oleh pihak pengamatan yaitu dengan eradikasi lingkungan, pada daun yang terserang harus dipotong lalu dibakar sehingga tidak terjadi penyebaran. Pembersihan lingkungan sekitar pertanaman agar kelembaban terjada.

     Diharapkan dengan pengamatan kali ini, pihak terkait juga dapat memberikan masukan maupun saran yang nantinya bisa meminimalisir keberadaan penyakit ini, sehingga tidak menimbulkan kerugian pada petani.

 

 

( Oleh : I Kade Purnawirawan Putra_BPP Tejakula )