Oleh : Ir. IGusti Ayu Maya Kurnia, M.Si/PP Madya pada Dinas Pertanian Kab. Buleleng
Pernah melihat ada cairan kuning yang membeku pada permukaan kulit buah Manggis atau bahkan pada isinya? Getah kuning yang rasanya pahit, tidak enak bila termakan. Getah kuning pada kulit bagian luar disebabkan oleh gangguan mekanis seperti tusukan, gigitan serangga, benturan, dan cara panen yang ceroboh. Kulit luar yang pecah menyebabkan pembuluh getah mengeluarkan cairan kuning. Sementara getah kuning pada kulit bagian dalam terjadi karena gangguan fisiologis tanaman–dipengaruhi jumlah air tanah di perakaran tanaman. Menurut observasi yang dilakukan Bidang Hortikultura Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut, diperoleh hasil bahwa fluktuasi kadar air dalam tanah berpengaruh terhadap munculnya getah kuning. Semakin ekstrem perubahan kadar air selama masa perkembangan buah, maka getah kuning meningkat signifikan dan sebaliknya. Karena itu, untuk mencegah adanya getah kuning yakni dengan cara mengadakan alat irigasi tetes. Menurutnya, irigasi tetes dapat mengendalikan getah kuning dengan menstabilkan fluktuasi kadar air di dalam tanah selama tanaman berada dalam fase perkembangan buah. Namun permasalahannya sekarang yakni dana untuk mengadakan alat irigasi tetes tidak memadai, untuk membuat alat irigasi tetes tersebut biayanya cukup besar.
(Mega Pitriani Puspita, http://www.trubus-online.co.id/index.php/blog/5841-manggis-tanpa-getah-kuning.html)
Pada tulisan lain yang menyatakan bahwa gangguan penyakit getah kuning (yellow latex atau gamboge disorder) merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis (Poerwanto et al., 2008) dan hal tersebut merupakan masalah yang sangat serius yang dihadapi oleh para pelaku agribisnis manggis. Getah kuning adalah cairan atau eksudat yang keluar dari pembuluh getah kulit buah manggis (Sdoodee dan Chiarawipa, 2005). Gangguan getah kuning menyebabkan daging buah terlumuri getah kuning dan kulit buah menjadi keras sehingga sukar dibuka. Buah yang bergetah kuning rasanya tidak enak, pahit, sehingga tidak layak ekspor. Para pelaku agribisnis manggis mulai dari pekebun, pedagang, dan eksportir sangat berharap agar masalah getah kuning dapat diatasi agar kualitas buah dan ekspor manggis dapat ditingkatkan. Pendapat yang berkembang mengenai penyebab getah kuning tersebut, yaitu: (1) getah kuning disebabkan oleh adanya luka mekanis seperti benturan dan gesekan buah atau karena adanya tusukan serangga yang menginduksi keluarnya getah dari pembuluh, dan (2) getah kuning merupakan gejala fisiologis berkaitan dengan pecahnya dinding sel akibat perubahan tekanan turgor sel-sel penyusun kulit buah yang disebabkan oleh perubahan lingkungan secara ekstrim (Poerwanto, 2000). Tanaman manggis yang diberikan air secara terus-menerus selama proses perkembangan buah dengan teknik irigasi tetes persentase buahnya yang bergetah kuning menurun, Syah et al. (2007). Pemberian air secara terus-menerus selama fase pembuahan menyebabkan kandungan air tanah pada proses perkembangan buah tidak berfluktuasi. Dengan tidak berfluktuasinya air tanah, keberhasilannya menurunkan buah yang bergetah kuning diduga berkaitan dengan stabilnya tekanan turgor sel-sel yang menyusun kulit buah manggis sehingga mengurangi pecahnya dinding sel karena pengembangan dan pengempisan sel tidak terjadi secara ekstrim. Namun demikian, keberhasilan tersebut belum menyelesaikan masalah, karena perlakuan irigasi tetes dapat menurunkan gangguan getah kuning tetapi persentase buah yang bergetah kuning masih tetap tinggi. Jadi, perlakuan pemberian air saja tidak mampu mengatasi gangguan getah kuning secara tuntas. Diduga stabilnya turgor sel kulit buah karena pengaruh pemberian air dengan irigasi tetes pada fase perkembangan buah perlu diimbangi dengan peningkatan integritas dinding sel, agar buah tahan terhadap gangguan fisiologis maupun mekanis. Integritas dinding sel yang kompak dan kuat meningkatkan ketahanan tanaman untuk menghadapi berbagai kondisi yang kurang menguntungkan. Ferguson dan Watkins (1999), Salah satu unsur hara yang berperan sangat penting dalam kaitannya dengan integritas dinding sel adalah kalsium. Menurut Voon et al. (1992) kalsium adalah hara yang paling penting untuk memelihara integritas dinding sel dan elastisitas membran sel pada pohon buah-buahan. Kalsium berperanan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dan memperlambat penuaan jaringan. Pohon buah-buahan yang kekurangan kalsium menyebabkan membran sel lemah dan mudah bocor, buah mudah lembek dan busuk, mudah terserang hama penyakit, dan tidak tahan disimpan lama. Hasil penelitian Tobias et al. (2003) menunjukkan bahwa apel yang mendapat pemupukan kalsium dalam bentuk gipsum cukup, buahnya yang busuk dan terserang hama penyakit lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak dipupuk kalsium. Pengaruh kalsium tersebut disebutkan berasosiasi dengan kemampuannya memelihara integritas dinding sel pada jaringan kortek buah apel. Kalsium tinggi mengubah komposisi senyawa penyusun dinding sel yang ditunjukkan oleh menurunnya kandungan selulosa tetapi kandungan polisakarida non-selulosa yang berisi galacturonosil, arabinosil dan galaktosil meningkat. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tentang peranan penting kalsium pada pohon-buah-buahan tersebut, getah kuning pada buah manggis diduga berkaitan dengan tidak cukupnya hara kalsium yang dialokasikan ke organ buah pada fase perkembangan buah, sehingga buah mudah mengalami gangguan fi siologis dan/atau mekanis. Hipotesis ini diperkuat oleh keadaan pertanaman manggis di Indonesia yang secara umum sangat tergantung pada kondisi alam, tidak mendapat pemeliharaan secara memadai. Kondisi tanaman dengan pengelolaan seperti itu menyebabkan pertumbuhannya kurang optimal dan tidak sehat. Untuk itu, perlu diteliti pengaruh pemberian air selama fase perkembangan buah dengan irigasi tetes dikombinasikan dengan pemupukan kalsium. Anjuran dosis pemupukan kalsium untuk manggis belum tersedia, namun Weir dan Cresswell (1995) menyatakan bahwa tanaman buah-buahan secara umum dapat dilakukan pemupukan kalsium dengan dosis 1,5-3 ton gipsum/hektar. Pemberian air dimaksudkan agar turgor sel tidak berfluktuasi tinggi, sedangkan pemupukan kalsium ditujukan agar pertumbuhan buah optimal, integritas dinding sel dan elastisitas membran sel meningkat sehingga getah kuning pada buah manggis dapat dikendalikan secara tuntas.
lppm.unud.ac.id/wp-content/...buah-manggis-dengan-irigasi-tetes