(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MEMBUAT BIOPORI DI RUMAH

Admin distan | 14 Januari 2020 | 2585 kali

Oleh Ir. IGusti Ayu Maya Kurnia, MSi

PP Madya

Koordinator Petugas Pertanian di Kecamatan Sukasada

 

Biopori merupakan lubang resapan berbentuk  silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman air tanah.  Pada teknik pembuatan biopori, pembuatan lubang dimodifikasi dengan teknologi sederhana menggunakan bor tanah sehingga lebih memudahkan penggunanya. Teknik pembuatan Biopori ini dikembangkan oleh Ir. Kamir Brata, praktisi dari Konservasi Tanah dan Air IPB.  Lubang resapan biopori ini adalah teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik yang dimasukkan ke dalam tanah. Lubang resapan biopori (LRB) ini dapat dibuat di halaman di sekeliling rumah, di dasar saluran yang biasa dibuat untuk membuang air hujan, di dasar alur di sekeliling pohon atau pada batas taman. Jumlah lubang resapan biopori yang disarankan : Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / laju resapan air per lubang (liter/jam). Contoh: untuk daerah dgn itensitas hujan 70 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 150 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (70x150) / 180 = 58 lubang LRB. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk pembuatan lubang resapan biopori, yaitu : (1).Disiapkan bor tanah; (2).Dibuat lubang berbentuk silindris ke dalam tanah dengan diameter 10-20 cm dan kedalaman sekitar 100 cm.  Jarak antar lubang sekitar 100 cm; (3).Sampah organik yang berasal dari sampah tanaman berupa daun, rerumputan, dan sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan sisa makanan dimasukkan ke dalam lubang dan dipadatkan; (4).Disiram dengan air cucian beras (air) untuk menjaga kelembaban; (5).Setiap 2-3 hari ditambahkan sampah baru dan dipadatkan; (6).Setelah penuh, dibiarkan selama 1 bulan.  Kompos dalam biopori sudah dapat dipanen atau diambil bersamaan dengan pemeliharaan lubang.  Biopori bisa dibuat oleh berbagai golongan umur, baik lelaki maupun perempuan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang biopori 8 – 15 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat lubang resapan biopori tergantung jenis tanah, jenis bor yang dipakai, dan faktor pelaku (laki-laki atau perempuan, asumsinya laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan). Jika satu rumah tangga perlu membuat 30 lubang resapan biopori maka semua lubang akan selesai dalam waktu 240 menit (4 – 8 jam). Dengan kata lain, seseorang memerlukan waktu kurang dari satu hari untuk membuat biopori, kita sudah dapat membantu kelestarian lingkungan. Biopori perlu dirawat agar manfatnya dapat terus dirasakan. Merawat biopori ini sangat mudah, cukup dengan menambahkan sampah organik ke dalam lubang. Penambahan sampah organik ke dalam biopori perlu dilakukan supaya bahan tanah yang terangkut air tidak sampai masuk lubang karena akan tersaring oleh sampah organik. Bila sampah organik yang dihasilkan setiap hari segera dimasukkan ke dalam lubang, berarti tidak perlu ada kumpulan sampah menumpuk di dapur atau pekarangan rumah. Dengan  demikian, dapat dihindari terjadinya pencemaran oleh bau busuk serta bersaranganya lalat dan kecoa pada tumpukan sampah. Menjaga agar biopori tetap berfungsi dilakukan upaya pemanfaatan, bukan pemeliharaan. Agar tetap berfungsi dengan baik, biopori perlu dimanfaatkan untuk menyimpan sampah organik yang dihasilkan setiap hari dengan menambahkan sampah organik ke dalamnya. Bila mulut biopori tertutup oleh tanah terlalu tebal, segera keluarkan tanah tersebut dengan bor karena dapat mengambat masuknya air hujan dalam biopori. Jadi, tanah yang menutupi lubang harus dibuang secara berkala.

Sumber utama : Buku “Lubang Resapan Biopori” oleh Kamir R. Brata dan Anne Nelistya