(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MANFAATKAN LAHAN KERING YANG KOSONG DENGAN TANAMAN SINGKONG

Admin distan | 20 Mei 2020 | 4087 kali

0leh : I Made Carma

(BPP KUBUTAMBAHAN)

 

Dunia sedang dilanda pandemi covid-19, banyak Negara pertumbuhan perekonomiannya turun bahkan minus 1- 3 digit. Pandemi covid-19 bukan hanya melemahkan sendi-sendi kehidupan social saja,namun juga mengancam ketersediaan  bahan pangan pokok. Belum lagi di perparah dengan adanya perubahan iklim global yang sudah nyata akan mengganggu produksi pertanian. Beberapa Negara memberi sinyal akan membatasi keran ekspor kebutuhan pokoknya, maka Negara-negara pengimpor akan mendapatkan masalah dalam penyediaan bahan pokok penduduknya terutama beras.

Idonesia walau dikenal dengan julukan Negara Agraris, namun sampai sekarang masih mengimpor beras dari luar seperti Thailan,Vietnam dan India. Impor beras bukan berarti produksi beras di dalam Negeri tidak/belum mencukupi kebutuhan penduduk dalam Negeri namun semata-mata sebagai buffer stock bila terjadi bencana alam  dan untuk menyeimbangkan harga bila terjadi paceklik produksi. Di Indonesia bahan makanan pokok sumber karhbohidrat bukan hanya beras saja, masih banyak sumber kharbohidrat lainnya seperti Singkong jagung dan umbi-umbian lainnya. Tanaman Singkong mudah tumbuh,mudah beradaptasi dengan segala cuaca/iklim dan mudah dibudidayakan. Untuk itu mari manfaatkan setiap jengkal tanah yang kosong dengan tanaman singkong guna antipasti kelangkaan pangan dan sebagai  penguat jaring pengamanan sosial.

                    Berikut ini cara menanam singkong di lahan kering dengan mudah dan murah :

  1. Persiapan Lahan :

            Agar memperoleh umbi yang bagus maka struktur tanah harus gembur atau remah, untuk itu tanah sebaiknya diolah dengan mencangkul atau mentraktor. Sebelum mengolah tanah terlebih dahulu menabur pupuk kandang/organik sebanyak 2 – 3 ton/ha.

  1. Persiapan Bibit :
  2. Pilihlah bibit singkong yang baik dengan syarat syarat sbb :
  3. Bibit unggul yaitu produksinya tinggi : seperti varietas Gajah,Malang,Mangu,Lampung dll.
  4. Disukai oleh konsumen : seperti singkong mentega (singkong kuning).
  5. Umur stek berasal dari pohon singkong yang telah berumur 10-12 bulan.
  6. Batangnya telah berkayu dan belum tumbuh tunas.
  7. Perlakuan stek:
  8. Panjang stek 20-25 cm (3-4 mata).
  9. Bagian bawah stek yang akan ditanam sebaiknya direndam dulu dengan pupuk Hayati SOT HS atau dengan bio urine (1:1air) selama 3-4 jam gunanya yaitu untuk merangsang perakaran yang nantinya menjadi umbi.
  10. Setelah perendaman harus segera ditanam tidak boleh lebih dari 3 hari karena akar sudah mulai keluar.
  11. Penanaman dimasukkan 5-10 cm kedalam tanah, dengan jarak tanam 1 x 1 m atau tergantung jenis singkong karena ada beberapa jenis singkong yang memiliki tajuk pohon yang lebar. Singkong dengan system mukibat jarak tanam harus diperlebar 2,5 x 2,5 m.
  12. Penanaman dilahan kering sebaiknya pada awal musim hujan. Namun sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing pada prinsipnya kalau lahan masih basah singkong tetap bisa tumbuh bila ditanam.
  13. Pemeliharaan
  14. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada umur 7-10 HST,namun bila bibit stek yang ditanam memenuhi syarat tersebut di atas kemungkinan untuk stek mati/tidak tumbuh sangatlah kecil .

  1. Penyiangan,pemupukan dan pembubunan: Penyiangan dilakukan pada umur 14-21 HST untuk menghilangkan rumput/gulma dari sekitar tanaman. Sebelum penyiangan dilakukan/disebar pupuk NPK (15:15:15) atau (16:16:16) terlebih dahulu dengan dosis 150kg/ha sehingga pupuk masuk dalam tanah/zone perakaran tanaman. Setelah rumput bersih maka sekaligus dilakukan pembubunan dan dibuatkan gundukan. Dengan demikian satu kegiatan dapat banyak manfaat serta dapat menghemat biaya. Pemupukan N dengan pupuk tunggal seperti UREA tidak dianjurkan karena pertumbuhan tanaman singkong cenderung lebih banyak untuk vegetatif.
  2. Pemangkasan atau Perempelan : Pemangkasan batang dilakukan pada umur 35 HST dengan membiarkan batang 1-2 batang saja per pohon,tujuan dari pemangkasan adalah untuk menyeimbangkan B/C Ratio yang pada gilirannya meningkatkan produksi. Hal ini sejalan dengan Soekamto (1975 ) yang mengatakan bahwa:

Kemampuan untuk mengubah sebanyak-banyaknya fraksi hasil biologis merupakan kunci dari realisasi potensi produksi. Arsitektur daun (bentuk luar dan dalam) dan kemampuan fotosisntesa merupakan factor dasar terhadap produktivitas/hasil biologis. Keadaan daun merupakan penentu yang penting dalam menentukan efisiensi penangkapan sinar matahari. Hasil atau produksi tanaman tergantung dari kemampuan fotosintesa daun. Jadi dengan pemangkasan/perempelan akan dapat mengatur distribusi Asimilat yang disimpan keakar ubi kayu selanjutnya membesar menjadi umbi. Apabila banyak batang dibiarkan tumbuh dalam 1 (satu) pohon, asimilat sebagian dikirim kembali ke batang sehingga hanya sedikit asimilat yang disimpan diumbi yang mengakibatkan umbi singkong menjadi kecil-kecil/sedikit.

  1. Panen: Panen dapat dilakukan pada umur 6-8 bulan untuk singkong vaietas genjah/unggul seperti singkong varitas Gajah,Malang,Darur Hidayah,Mangu, Lampung dll serta pada umur 9-12 bulan untuk varietas lokal seperti : cicih anturan (Buleleng-Bali), singkong kuning dll. Ciri-ciri singkong sudah dapat dipanen adalah sbb: daun bagian bawah menguning,sebagian sudah ada yang rontok,batang singkong pada bagian bawah sudah menua berwarna kecoklatan sepanjang 60-80 cm dari bawah (titik tumbuh) tanpa ada daunnya. Pemangkasan batang pokok/utama singkong pada 35-40 hari sebelum panen tidak dianjurkan karena akan dapat mengakibatkan turunnya kualitas umbi,untuk hal tersebut disarankan tidak memotong/memangkas batang utama.

       Demikian semoga artikel ini bermanfaat dan mari menanam singkong,jangan biarkan tanah kosong walau hanya sejengkal.

Download disini