Jagung Manis memiliki tingkat adaptasi yang tinggi, maka jagung ini bisa ditanam di dataran manapun, tinggi, sedang ataupun dataran rendah. Biasanya di dataran tinggi hingga ketinggian 1.800 mdpl. Tanaman inipun bisa tumbuh di atas tanah dengan tingkat keasaman 5-8 ph. Namun yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya jagung manis, tanaman ini tidak akan maksimal apabila kebutuhan hara tidak tercukupi. Tanaman ini memerlukan unsur nitrogen (N) dalam jumlah besar. Dengan pemberian pupuk harus memperhatikan keseimbangan antara nitrogen, kalium (K) dan pospat (P). Budidaya bisa dilakukan di lahan kebun ataupun sawah, dengan catatan lahan sawah yang tidak tergenang dengan air. Tahapan pengolahan lahan yang pertama adalah buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dengan tinggi 20-30 cm sedangkan jarak antar bedengan adalah 30 cm dan dalam satu bedengan ditanami 2 lajur/baris tanaman. Bedengan ini berfungsi sebagai drainase air. Selanjutnya pemberian pupuk dasar, pupuk yang diberikan adalah pupuk organik/pupuk kompos, hal ini untuk memenuhi unsur N dan unsur lainnya, kebutuhan pupuk dasar dalam budidaya jagung manis ini adalah 5 ton pupuk organik/ha. Penanaman jagung manis yang paling baik adalah dengan cara tugal. Buatlah lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung. Kemudian setelah itu tutup dengan tanah dan pupuk kompos, kemudian siram agar kelembaban tanah terjaga. Benih yang dibutuhkan adalah 8 kg per hektar. Sedangkan jarak tanam pada budidaya jagung manis berkisar antara 60 cm - 75 cm. Jarak tanam ini mengikuti jumlah populasi ideal tanaman. Budidaya jagung manis akan mendapatkan hasil baik dengan menjaga populasi tanaman sebanyak 34.000-37.000 tanaman/ha. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Jagung Manis seperti (1). Penggerek batang jagung (O. furnacalis), hama ini menyerang tanaman pada fase vegetatif maupun generatif. menyebabkan kerusakan tanaman dengan cara menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Pengendaliannya, bisa dilakukan dengan cara tekhnis, yaitu dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pengendalian hayati bisa dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa larva; (2). Ulat Tongkol (H. armigera) menyerang tongkol jagung, sehingga tongkol jagung membusuk. Awalnya ulat ini bertelur di rambut-rambut jagung kemudian setelah larva tumbuh akan masuk ke dalam tongkol, makanya perlu pengawasan yang mendetil dalam pengendalian hama ini. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda; (3). Kutu Daun (R. maidis) mengeluarkan cairan yang biasa disebut embun madu pada daun, sehingga menyebabkan daun akan bernoda dengan warna gelap. Noda-noda inilah yang nantinya akan menghambat proses fotosintesis. Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzai, Coccinella sp. dan Micraspis sp. Cara lain untuk menghambat hama ini adalah dengan melakukan tumpang sari; (4).Belalang (Oxya spp.) ini biasanya banyak berkembang di dataran rendah, umumnya lahan padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp., burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang. Metarhizium anisopliae merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90% hama belalang; (5). Tikus (Rattus argentiventer) biasanya menyerang tanaman jagung manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan memburu dan membasmi tikus dari sarangnya. Bisa juga dilakukan dengan cara gropyokan bersama petani yang lainnya; (6). Penyakit Bule (Peronosclespora Maydis) menyebabkan daun bergaris putih hingga kuning, kemudian mucul juga garis coklat. Penyakit ini menyerang tongkol dan biasanya hampir ada disepanjang musim tanam, dan seringkali menyerang tanaman yang terlambat tanam atau diluar musim tanam. Menyebabkan kerusakan hingga 100 persen, untuk menghindarinya maka gunakan benih yang tahan penyakit tersebut. Cara lain untuk menghindarinya adalah dengan cara memusnahkan yang terifeksi, melakukan penanaman sesuai musim dan melakukan rotasi tanaman; (7). Karat (Puccinia sorghi) yang terjadi berupa bintil-bintil berwarna coklat atau oranye pada permukaan daun bagian atas. Dikendalikan dengan cara pemilihan benih unggul, sanitasi yang baik, jika terlanjur ada, maka gunakan biopestisida pada daun; (8). Hawar daun (Helminthosporium turcicum), menyerang daun tua, kemudian menjalar kedaun muda. Bisa menyebabkan kematian pada tanaman, Pengendaliannya dilakukan dengan cara menggunakan varietas unggul, pengolahan lahan yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam; (9).Hawar daun (Curvularia sp.) menyebabkan seluruh bagian daun mengering, pengendaliannya dengan memilih varietas tahan penyakit, perbaikan sanitasi dan drainase; (10). Hawar pelepah (Rhizoctonia solani) menyebabkan kebusukan pada pelepah, biasanya diawali dengan menyerang bagian tanaman yang terdekat dengan tanah, kemudian menjalar kebagian lainnya. Pengendaliannya dilakukan dengan cara memindahkan budidaya jagung manis ke musim kemarau, menggungakan varietas yang tinggi, memotong daun yang bersentuhan dengan tanah, melakukan penyiangan, memotong bagian tanaman yang terserang penyakit ini. Pemanenan Jagung Manis dilakukan pada umur 65-75 hari setalah masa tanam, dengan tahapannya sepuluh hari sebelum panen utama dilakukan panen pada jagung muda, yang baru muncul, hal ini dimaksudkan agar nutrisi dikonsumsi oleh jagung utama yang akan dipanen. Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung manis satu tongkol. jurnalorganik.blogspot.com/2013/06/cara-budidaya-jagung-manis.html
Oleh : Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, M.Si/PP Madya pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Download disini